Kisah Perantauan Yatim Piatu “Makan Enak di Bulan Puasa”

Oleh Darmawan

SERGAI~Nusantaranews~ Ini kisah seorang anak yatim piatu hidup sebatang kara tinggal menumpang tidak punya sanak saudara. 43 tahun silam Antonius Sinaga masih berusia 14 tahun ia tinggal di sebuah kampung yang ada di Tanah Karo. Untuk bertahan hidup ia tinggal menumpang kesana kemari. Beruntung di kampungnya itu banyak yang membantu untuk menumpang tidur dan memberi makan.
Namanya di kampung tidak sepadat di kota, meski usia saat ini masih anak-anak ia masih punya cita-cita setidaknya melanjutkan pendidikan di sekolah. Tapi siapa yang mau menyekolahkannya orang-orang di kampungnya itu juga sibuk bertani.
Hingga akhirnya. Antonius Sinaga memutuskan untuk merantau. Ia ingat memiliki saudara yang ada di Tanjung Beringin (Bedagai)  Serdang Bedagai (Sergai). Modal nekat ia pun berangkat dari Tanah Karo menuju Tanjung Beringin. Nah setibanya di Tanjung Beringin ternyata keluarga yang dituju sudah tidak berada di lokasi.
Bercampur bingung ia pun meniti jalan sambil berpikir hendak kemana. Tiba melintasi mesjid besar yang ada di Tanjung Beringin itu ia melihat sekolah dasar (SD) ya sekolah itu mengajarkan anak-anak ilmu agama Islam. Antonius memilih beristirahat di sekolah itu hingga larut malam dan tidur di sekolah tersebut.
Keesokan hari. Antonius didapati oleh petugas jaga sekolah sedang tidur di dalam ruangan sekolah. Ia di cecer berbagai pertanyaan, setelah di jelaskan dari awal hingga akhir, penjaga sekolah merasa iba dengannya, dan memutuskan agar Antonius boleh tinggal di sekolah itu sambil menjaga dan membersihkan sekolah tersebut. Hingga ia pun diangkat penjaga sekolah tadi menjadi anak angkat lalu Antonius di ajari untuk bersyahadat atas nabi dan ia pun di khitan  oleh penjaga sekolah bahkan Antonius juga di sekolahkan.
Sebagai anak angkat dari orang yang juga hidup pas Pasan, Antonius tidur di sekolah diatas meja terkadang di atas kursi, untuk makan ia makan seadanya untuk makan enak hanya jadi mimpi bagi dirinya. Menyambut bulan ramadhan adalah bulan yang sangat di nantikan oleh Antonius, sembari menjalankan ibadah puasa ada satu hal yang sangat di nantikan yakni, banyaknya warga yang bersedekah makanan kepadanya untuk berbuka puasa.
Wah. Ternyata inilah yang selalu di nantikannya ” Kalau tidak di bulan ramadhan aku tidak pernah makan enak” inilah bahasa Antonius yang merasakan nikmatnya orang-orang berpuasa dengan berbuka dengan makanan yang enak dan lezat. Ya ! bubur Candil, kacang hijau, bubur sum sum, bubur pedas, es cendol, dan menu lainnya untuk santapan berbuka. Sedangkan menu tambahan ikan gulai, urap, dan lain-lain itu hanya di dapat Antonius di bulan ramadhan.
Hingga ia tumbuh besar dan menyelesaikan sekolahnya dan atas rejeki dari Allah SWT ia menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Kabupaten Sergai kini usianya sudah menua dan sudah pensiun.
” Ini cerita seseorang yang menjalani  hidup tanpa seorang ayah dan ibu,  ia menceritakan  perjalanan hidupnya hanya singkat saja soal makan enak hanya di bulan Ramadhan lalu di kembangkan oleh penulis. Ramadhan penuh hikmah mari kita ambil hikmahnya di bulan ramadhan ini yang jauh berbeda dengan bulan Ramadhan tahun lalu, semoga covid-19 segera berlalu dan pertemukan kami di bulan ramadhan tahun mendatang dengan suasana bahagia tanpa Corona”
Facebook Comments