Pekerja Dorong Kota Medan Punya Warung Buruh

DISKUSI: Pengurus , aktivis organisasi buruh dan warga berdiskusi bahas Lapangan Pekerjaan di Ruang Aspirasi Gerakan Medan Berkah.(Foto: Istimewa)
DISKUSI: Pengurus , aktivis organisasi buruh dan warga berdiskusi bahas Lapangan Pekerjaan di Ruang Aspirasi Gerakan Medan Berkah.(Foto: Istimewa)

MEDAN ~Nusantaranews~ Ruang Aspirasi Gerakan Medan Berkah kembali menggelar diskusi di Media Center Medan Berkah Jalan Cik Ditiro Medan, Kamis (27/2/2020). Kali ini diskusi mengambil pembahasan Lapangan Pekerjaan.

Diskusi mingguan yang digagas Bobby Nasution tersebut menghadirkan narasumber dari Persaudaraan Pekerja Muslim Indonesia (PPMI) dan Himpunan Pengusaha Pribumi Indonesia (HIPPI). Tampak hadir beberapa aktivis buruh, anggota PPMI hingga warga sekitar lokasi industri.

Diskusi dibuka dengan temuan dari warga sekitar lokasi industri di kawasan Medan Utara, Khairul. Pria yang juga aktivis buruh itu memantau ada warga sekitar industri yang sudah selesai sekolah agak sulit kerja di kawasan industri yang berada di dekat rumahnya.

“Mereka tidak bisa kerja, kalau pun ada hanya sebatas kuli kasar. Bahkan ada yang perusahaan pekerjanya orang luar bahkan ada yang dari Jawa. Bisa dicek kalau setelah pertemuan ini ada tindaklanjutnya,” kata Khairul.

Salah satu anggota PPMI yang hadir, Rini juga menemukan fakta pekerja yang di-PHK tidak mendapat haknya. Untuk memperjuangkan hak kadang pekerja sampai harus jalur kasasi yang lamanya hungga empat tahun. “Ini persoalan yang biasa dirasakan para pekerja,” katanya.

Sementara itu Sekum PPMI Rinaldi SAg mengapresiasi kegiatan ini. Dalam paparannya Rinaldi mengarahkan agar lapangan kerja tidak hanya dari segi industri formil. “Kita perlu penguatan industri kreatif. Usah-usaha rintisan perlu diperhatikan, UMKM dan sebagainya,” kata Rinaldi.

Dari 10 pintu rezeki delapan di antaranya lewat perdagangan. “Kembangkan Lapangan kerja informal ketika lapangan kerja formal sudah tidak lagi menampung pekerja,” lanjut Rinaldi.

Soal kesejahteraan buruh, Rinaldi mendorong dibentuknya Warung Buruh. Warung tersebut dikonsep dengan pendekatan komponen ke buruh.

“Buruh bisa sejahtera bila sandang dan pangan aman. Kesehatan, rasa aman dengan tempat tinggal yang murah untuk buruh adalah bagian dari upaya mensejahterakan mereka. Warung buruh bisa bekerjasama dengan Bulog misalnya,” kata Rinaldi.

Sementara itu, Melky Purba dari HIPPI Kota Medan berharap Gerakan Medan Berkah yang digagas Bobby Nasution mampu menciptakan peningkatan life skill angkatan kerja. Ke depan diharapkan bisa dibentuk lembaga sertifikasi yang benar-benar membantu masyarakat dalam hal peningkatan SDM.

“Dan yang terpenting adalah kepastian hukum agar investasi berjalan. Jangan ada lagi uang preman dan sebagainya, padahal kami pengusaha ini niatnya juga mau mencari pahala dengan membuka lapangan kerja. Untung sedikit gak masalah bagi kami,” ujar lulusan Magister Ilmu Hukum USU tersebut.

Melky juga mendorong kreativitas pendekatan pemimpin dalam mengoptimalisasi bidang tenagakerja di Medan. “Kita sudah banyak masukan ni, tapi kalau pemimpinnya gak becus ya susah. Makanya kita harap ada pemimpin baru Kota Medan yang paham dan menjiwai serta berani melahirkan regulasi Perda yang konkrit tentang perlindungan pekerja dan pengusaha,” tukas Melky.

Di tempat yang sama, Manager Komunikasi Gerakan Medan Berkah Muhammad Asril menerangkan rekomendasi diskusi menjadi masukan penting bagi tata kelola pemerintahan ke depan.

“Tema ini sengaja kita angkat sesuai harapan Bang Bobby Nasution agar perlindungan ketenagakerjaan benar-benar diperhatikan dan mencari solusi dari kendala yang ada. Jadi konkrit,” kata Asril.(AS)

Facebook Comments