PT Aquafarm Nusantara Sulap Limbah Ikan Jadi Produk Bernilai Tinggi

Limbah Ikan Tilapia Berupa Sisik Dijemur Lalu di Ekspor ke Luar Negeri

Nusantaranews.co.id, Serdang Bedagai

Ada hal yang mencengangkan di Dunia usaha perindustrian pengolahan. Pastinya membutuhkan biaya modal   yang cukup besar untuk menjalankan roda perusahaan itu, bahkan cukup banyak perusahaan yang pailit atau bangkrut. Itu hal yang tidak asing lagi didengar.

Namun kali ini kita mengintip suatu perusahaan pemodal asing (PMA) PT.Aquafarm Nusantara Regal Spring Indonesia. Perusahaan yang berada di Desa Lubuk Naga, Kec Pantai Cermin, Serdang Bedagai (Sergai) Sumut ini sebagai pengekspor fillet terbaik se-Asia dari ikan tilapia atau nila ke berbagai belahan dunia.

Dari produk tilapia yang dihasilkan, ternyata meramba pada komoditi lain.  Ternyata PT.AN mampu menyulap limbah ikan tadi menjadi produk bernilai tinggi. Terbukti dengan banyaknya permintaan pangsa pasar Internasional untuk mengekspor sisik dari kulit ikan tilapia.

Di tahun 2018, kita mampu mengekspor lebih kurang 2.000 ton sisik ikan. Namun tahun ini, PT AN Regal Spring Indonesia telah mengekspor 2.700 lebih sisik ikan ke luar negeri. Kata Plan Manager PT AN, Joko Suhendro didampingi Eksternal Affairs Senior Manager, Kasan Mulyono dan Humas, Afrizal kepada awak media  di pabrik pengolahan ikan di Dusun VII, Desa Nagakisar, Kecamatan Pantaicermin, Kabupaten Sergai, Kamis (5/12).

Dikatakan, saat ini negara yang paling menyukai sisik dari kulit ikan tilapia PT AN diantaranya, Jepang, Korea dan Tailan. Biasanya, sisik ikan tilapia dijadikan sebagai bahan dasar pembuatan tas, ikat pinggang, dompet, serta aksesoris lainnya. “Bahkan, kolagen dan gelatin yang dihasilkan sisik ikan tilapia dapat dijadikan sebagai bahan dasar kosmetik, obat-obatan, losion penghalus kulit, obat luka bakar, permen marshmallow, maupun kerupuk yang gurih,” imbuh Joko.

Untuk mendapatkan sisik ikan berkualitas, pihaknya terlebih dahulu mencuci kulit dengan air bersih tanpa bahan kimia apapun untuk selanjutnya dijemur selama 3 hingga 4 hari. Setelah itu, pihaknya menyortir sisik ikan yang benar-benar halus tanpa noda untuk dimasukkan ke dalam karung dan siap diekspor.

Dia menjelaskan, saat ini, PT AN berupaya memanfaatkan segala bentuk sisa hasil pengolahan daripada ikan tilapia tanpa sisa. Dia menjabarkan, untuk kepala ikan, saat ini dikelola oleh koperasi karyawan untuk dipasarkan ke pasar lokal. Untuk duri dan sirip, dihancurkan agar diolah kembali menjadi pelet makanan ikan. sedangkan kulit ikan dipasarkan ke Jerman. bahkan negara Jerman menjadikan kulit ikan tilapia menjadi bahan pengobatan luka bakar, ” di Jerman kulit ikan tilapia dijadikan obat luka bakar dengan ditempelkan kekulit dan selanjutnya kulit ikan itu akan menyatu kedaging sebagai proses pengobatannya” papar Joko Suhendro.

suatu hal yang sangat mencengangkan. PT.AN memanfaatkan usus atau bagian perut ikan tilapia (instestine) menjadi biodiesel dan digunakan sebagai bahan bakar pengganti biodiesel untuk penggerak mesin pengolah ikan. Jadi saat ini, kami tak perlu membeli bahan bakar penggerak mesin pengolah ikan, karena sudah terpenuhi dari minyak ikan yang berasal dari usus dan perut tilapia,” jelas Joko Suhendro.

Perut ikan tilapia (instestine) menjadi biodiesel dan digunakan sebagai bahan bakar pengganti biodiesel untuk penggerak mesin pengolah ikan.

Dijelaskannya, pengolahan intestine ikan menjadi biodiesel dengan cara pemanasan pada suhu mencapai 100 derajat celcius menggunakan boiler selama kurang lebih 3 sampai 4 jam. “Pemanasan dilakukan agar perut ikan mencair dan menghasilkan biodiesel,” ucap Joko.

Lebih lanjut dijelaskan Joko, biodiesel dari hasil pengolahan isi perut ikan tilapia tersebut akan digunakan bahan bakar penggerak mesin diesel yang ada di sekitar pabrik dan keramba. “Untuk 1 ekor ikan tilapia akan menghasilkan 3 persen biodiesel,” ucap Joko. Penggunaan biodiesel itu, lanjut Joko, merupakan salah satu alternatif dalam mengatasi pencemaran udara dan lingkungan.

 “Biodiesel tidak mengandung sulfur (belerang), sehingga emisi pebakaran yang dihasilkan akan ramah lingkungan,”Kami sudah pernah meneliti, dimana minyak ikan tersebut dicampur etanol. Hasilnya mencengangkan, ternyata minyak ikan bisa digunakan sebagai bahan pengganti solar untuk penggerak truk,” pungkasnya.(Wan)

Facebook Comments