SESALKAN PEMBAKARAN KAPAL JELANG PEMILU SUASANA LAUT MENCEKAM ! 85 Persen Nelayan Tradisional Takut Melaut Ekonomi Melemah, Nelayan Terancam Gulung Tikar

Kapal nelayan tradisional Bagan Kuala bersandar tidak melaut takut aksi balasan

SERGAI-NN

Tokoh Masyarakat Sergai Benhard Sihotang SH menyesalkan mengapa pembakaran kapal di Desa Bagan Kuala, Kec Tg Beringin, Sergai, terjadi menjelang pelaksanaan Pemilu 2019. Seharusnya, kepolisian khususnya Satpolair Polres Sergai mampu mengantisipasi agar hal tersebut tidak sampai terjadi sehingga tercipta suasana Kamtibmas yang aman dan kondusif di lingkungan nelayan.

“Sangat kita sayangkan. Padahal Pemilu hanya tinggal menghitung hari. Disaat Bapak Kapoldasu Irjen Pol Drs Agus Andrianto SH MH dinobatkan sebagai “Bapak Nelayan”, mengapa Satpolair Sergai tak bisa menciptakan suasana kondusif antar nelayan,” ucap Sihotang saat kepada NusantaraNews.co.id Minggu ( 31/3)

Lebih lanjut dia mengatakan, selama ini sebagaimana diberitakan di media massa, Satpolair Sergai selalu mengungkapkan bahwa terkait permasalahan Kamtibmas di laut maupun kapal pukat trawl tak hanya menjadi wewenang pihaknya saja, namun masih ada pihak lain yang juga bertanggung jawab atas keamanan di laut.

“Kami masyarakat bukan menunggu jawaban yang seperti itu. Bersikaplah sebagai kesatria. Kami menggantungkan harapan keamanan Kamtibmas di laut itu kepada Satpolair Sergai,” jelas Sihotang yang juga menjabat sebagai Bupati Lumbung Informasi Rakyat (Lira) itu.

Dia juga membeberkan, dalam hal ini intelegensi dari Satpolair Sergai guna mengungkap apa motif dan siapa pelaku yang membakar kapal pukat trawl di Desa Bagankuala itu juga seakan tidak berfungsi. Bayangkan saja, lanjut dia, kenapa wartawan bisa lebih dulu mendapat informasi langsung ke pemilik kapal daripada Satpolair Sergai.

“Ini kan sudah lucu. Dimana fungsi intelegensi dari Satpolair Sergai itu,” bebernya seraya mengapresiasi sikap kritis dari para Jurnalis Sergai yang menelusuri langsung ke rumah pemilik kapal guna mendapatkan informasi yang sejelas-jelasnya.

Sementara itu, pasca peristiwa pembakaran kapal trawl, suasana disekitar perairan Sergai semakin mencekam terhitung empat hari nelayan tradisional Desa Bagan Kuala takut melaut sementara itu kapal trawl malah semakin mendekati perairan Bagan Kuala untuk menangkap ikan.

Sahrudin (45), Saparudin (32) serta Pitra (39) ketiganya nelayan rawe ciput dan nelayan jaring udang Bagan Kuala, kepada NusantaraNews.co.id  mengatakan sudah empat hari tidak melaut  bahkan hampir 85 persen nelayan tradisional takut melaut karena takut terjadi aksi balasan. Bahkan dikatakan Sahrudin pasca kejadian pembakaran puluhan kapal trawl asal Batu Bara semakin bertambah dan melakukan penangkapan ikan di perairan  Sergai sekitar 1 mil dari bibir Pantai Merdeka Bagan Kuala, “ Sepertinya mereka mengejek bahkan jumlahnya kian bertambah melakukan  penangkapan ikan dibibir pantai Merdeka jaraknya malah semakin dekat” papar ketiganya.

Selain itu, menurut pengakuan para nelayan ini, pasca peristiwa pembakaran itu ekonomi mereka melemah. Tak jarang mereka harus mencari pinjaman uang guna memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.”Biasanya, penghasilan kami bisa Rp100 ribu hingga Rp150 ribu per hari. Kalau sekarang, jangankan Rp50 ribu, Rp10 ribu saja tak bisa kita hasilkan. Kalau sudah seperti ini, nasib kami terancam gulung tikar,” katanya.

Saat ditanya awak media, berapa kira-kira jumlah kapal pukat trawl yang sering masuk ke perairan Sergai, pihaknya menjawab ada sekitar 100 kapal. Para nelayan tradisional juga meminta, kiranya Satpolair Sergai dapat memulihkan keadaan Kamtibmas yang kondusif seperti biasa.”Sebelum kondisi pulih, kami tak berani melaut. Kami minta kepada Satpolair Sergai, kiranya melakukan Patroli. Apalagi saat ini mendekati Pemilu, kami harap suasana bisa kondusif,” pinta nelayan Sergai.

Terpisah, Kapolres Sergai AKBP. Juliarman EP melalui kasat Pol Air Polres Sergai IPTU.Candra yang di hubungi NusantaraNews.co.id mengatakan pihaknya akan melakukan patroli rutin, Candara juga mengaku sudah berkoordinasi  ke Batu Bara untuk tidak melakukan aksi balasan. “ Nelayan silahkan untuk melaut kita tetap melakukan patroli agar tidak terjadi aksi yang tidak diinginkan” papar Candra.( DR01)

Facebook Comments