30 Mar GP ANSOR DELI SERDANG : Perlu Upaya Bersama Deteksi Dini Cegah Aksi Terorisme
GP ANSOR DELI SERDANG : Perlu Upaya Bersama Deteksi Dini Cegah Aksi Terorisme
DELISERDANG~Nusantaranews~ Ketua PC Gerakan Pemuda (GP) Ansor Kabupaten Deli Serdang, Joel Pulungan menyayangkan sekaligus mengutuk aksi terorisme berupa bom bunuh diri yang terjadi di depan Gereja Katedral Makassar pada Minggu (29/3/2021).
Menurut Joel, lemahnya deteksi dini dan lengahnya aparat keamanan dimanfaatkan oleh jaringan-jaringan kelompok teroris untuk menyebarkan paham serta menjalankan aksinya.
“Deteksi dini itu merupakan metode terampuh dalam pencegahan, harusnya ditingkatkan dari tahun ke tahun. Apalagi dengan semakin terbukanya akses teknologi 4.0, penyebaran paham radikal pun turut semakin luas dan semakin mudah di akses.”
Ujar Joel.
Menurutnya, Pemerintah semestinya punya pusat data yang terintegrasi, aman dari pembajakan yang berguna untuk membantu proses pemantauan, analisa dan pengamatan pergerakan kelompok yang diduga radikal. Dengan begitu, pengawasan Pemerintah akan lebih optimal.
“Bukan sekedar dugaan, tapi faktanya sudah jelas bahwa peristiwa aksi teror belakangan, kordinasinya dilakukan melalui internet. Contoh, kasus bom panci di Bekasi, kordinasi pelaku itu melalui aplikasi Telegram. Maka dari itu, deteksi tidak hanya di lapangan, tapi juga diperkuat di dunia maya” tandasnya.
Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) wajib memperluas jangkauan pengawasan didaerah daerah yang di anggap rawan penyebaran paham radikal. Sudah saatnya BNPT melakukan langkah langkah kongkrit untuk melakukan pendeteksian dini terhadap Kelompok kelompok yang diduga radikal, maping penyebaran sangat penting melihat kejadian kejadian yang terjadi sebelumnya, menurut kami zona zona perbatasan daerah merupakan tempat yang subur buat kelompok radikal untuk tumbuh dan bergerak bebas.
Namun Joel tak menampik, BNPT tetap membutuhkan bantuan dari berbagai lembaga dan pihak keamanan daerah. Misalnya BNPT memerlukan bantuan dari Kemendikbud dalam menerapkan Pendidikan toleransi dalam multi-budaya, Kemenag yang mengawasi sistem pembelajaran di pesantren, dan Menkominfo yang membantu dalam penyeleksian konten radikal di berbagai media sosial.
Sedangkan pihak keamanan daerah, dalam hal ini Bhabinkamtibmas yang telah dipercayakan negara untuk mewujudkan situasi Kamtibmas di grassroots, harusnya bisa menjadi ujung tombak Pemerintah dan harus dapat berperan aktif sebagai pusat Informasi awal sebagai pendeteksi dini serta mengetahui kegiatan warga dan situasi wilayah setiap hari sehingga dapat mendeteksi adanya kegiatan yang mencurigakan pada warga, sesuai dengan kewajibannya sebagai penjamin keamanan warga.
“Intinya, perlu upaya bersama dalam deteksi dini sebagai upaya pencegahan aksi mematikan seperti ini. Pemerintah sebagai garda terdepan dalam pertahanan nasional harus mengkaji permasalahan ini secara serius.” tutupnya.
Lebih lanjut, Joel juga menganggap ormas-ormas islam berperan penting untuk mempersempit sebaran paham radikal, yaitu dengan senantiasa menanamkan ajaran-ajaran agama islam yang moderat dan Rahmatan Lil Alamin, baik kepada sesama anggota maupun kepada masyarakat luas.(SB01)
Facebook Comments
No Comments