02 Mar Guru Honorer Medan Curhat ke Bobby Nasution
MEDAN ~Nusantaranews~ Bakal Calon Walikota Medan, Muhammad Bobby Afif Nasution bersilaturahmi dengan guru honorer Kota Medan. Ada kegelisahan dan harapan yang disampaikan sebagau curahan isi hati atau curhat guru honorer kepada pria yang karib disapa Bobby Nasution tersebut.
Dalam sebuah diskusi bertajuk Medan Hari Ini, Bobby bersilaturahmi bersama Guru-guru Honorer dan Tenaga Pendidik Kota Medan, Sabtu (29/2/2020) di Ruang Medan Berkah Jalan Teuku Cik Ditiro No 53 Medan.
Ketua Forum Honorer Indonesia (FHI) Sumut, Andy Subakti didampingi Ketua FHI Kota Medan, Fahrul Lubis mengungkapkan bagaimanapun yang memahami persoalan honorer ini adalah para tenaga honorer. “Mereka ini yang menjalani, jadi kita menyambut baik kesediaan Bang Bobby menerima tim dari tenaga honorer. Kalau bisa ada satu tim khusus untuk mengurai persoalan guru honorer,” ucap Andy.
Menurut Andy, honorer ini bukan hanya guru. Ada banyak juga kegelisahan dari kawan-kawan honorer di Pemko Medan, yang merupakan tenaga non pendidik. Apalagi status para honorer akan berakhir di tahun 2023.
Honorer akan dihapus, sementara tidak mungkin semuanya diangkat menjadi pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (P3K). “Jadi ini sebuah persoalan yang harus dijawab oleh bang Bobby, kalau nanti beliau menjadi walikota,” tukasnya.
Mereka merasa bersyukur bang Bobby mau menerima. Karena jarang pemimpin dan calon pemimpin mau menerima masukan dan mendengar. “Yang disampaikan bang Bobby mau menampung dan menerima aspirasi, itu hal yang positif. Ini langkah awal Bang Bobby untuk bisa memberikan langkah lebih konkrit,” urainya.
Sementara itu Bobby Nasution mengajak guru honorer berkolaborasi mengatasi persoalan. “Saya tidak mau berjanji. Saya maunya ada yang ikut bantu saya dalam mencari solusi untuk permasalahan ini,” ucap Bobby menjawab pertanyaan para guru honorer.
Mengetahui cukup peliknya jalur birokrasi yang harus dilalui setiap warga dan komunitas dalam menjangkau pemerintahan, Alumni S2 Agribisnis IPB ini pun menyampaikan niatnya menjadikan birokrasi di Medan, menjadi enterpreneur birokrasi. “Bagaimana sistemnya akan dijelaskan nanti,” terang dia.
Diakui Penggagas Kolaborasi Medan Berkah ini, banyaknya jumlah guru honorer, khususnya guru SD di Kota Medan harusnya menjadi perhatian lebih. Apalagi jumlah honorer tidak sedikit, sekitar 80% dari total guru SD. “Untuk itu, saya di sini menampung permasalahan. Saya ingin menjadi pendengar terlebih dahulu. Karenanya kita minta guru ikut bantu kami, mencari pemecah permasalahan,” ungkapnya.
Bobby juga membuka diri dan mengajak semua elemen di Kota Medan untuk berdiskusi memecahkan masalah. “Saya membuka diri karena saya juga doyan diskusi. Apapun dan dari elemen manapun kita mau berkolaborasi,” tukas Bobby.(MAN)
No Comments