16 Okt Kampus Mengajar, Dimanfaatkan Mahasiswi USU Desy Fitri Ayuni Cicipi Pengalaman Lapangan
MEDAN ~Nusantaranews– Menjalani masa kuliah di luar kampus yang menjanjikan ragam pengalaman berbeda, mengajar anak-anak sekolah, berinteraksi dengan para guru dan orangtua murid, serta masyarakat, adalah sederet tawaran menarik yang diberikan dalam Program MBKM Kampus Mengajar yang diselenggarakan oleh Kemendikbudristek RI.
Kampus Mengajar merupakan sebuah program yang memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk belajar di luar kelas selama satu semester, dengan menjadi mitra guru untuk berinovasi dalam pengembangan strategi dan model pembelajaran yang kreatif dan inovatif di satuan pendidikan sasaran. Adapun fokus sasarannya pada peningkatan kemampuan literasi dan numerasi siswa di sekolah sasaran.
Tawaran mencicipi pengalaman lapangan yang cukup menarik tersebut tak disia-siakan oleh Desy Fitri Ayuni, salah seorang mahasiswi dari Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara. Gadis ini mengikuti Program Kampus Mengajar terdorong oleh niat untuk berkontribusi membantu meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia, khususnya sekolah-sekolah yang ada di daerah pedesaan. Ia memberanikan diri untuk mendaftar dan mengikuti tahap seleksi dari Kemendikbud, dimulai dari pemberkasan, literasi numerasi, survey kebhinekaan dan value clarification test.
Setelah berhasil melewati berbagai tahapan seleksi, Desy berhasil lulus dan mendapatkan kesempatan untuk ikut Program Kampus Mengajar. Ia ditempatkan mengajar siswa/siswi SDN 101810 Biru biru, yang berada di Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara, selama 4 bulan. Dimulai dari Februari hingga Juni 2023.
Desy mengaku banyak mendapatkan pengalaman berkesan sepanjang 4 bulan itu, yang tidak akan didapatkannya dalam kesempatan lain.
“Satu yang paling jelas, mengikuti Program Kampus Mengajar telah memberikan saya pengalaman di dunia kerja, khususnya di bidang pendidikan. Terlebih pada sekolah yang berada di daerah pedesaan. Dari sana saya melihat langsung bagaimana perjuangan dan pengorbanan guru guru yang ada di daerah-daerah pelosok untuk mengajar. Banyak kesulitan dan tantangan yang harus mereka hadapi,” kata Desy kepada media.
Selain itu, Desy juga merasa senang karena saat melaksanakan Program Kampus Mengajar, ia telah diangkat menjadi anak oleh warga di daerah Biru-Biru. “Warga di sana memang baik-baik semua. Kami disambut dan diperlakukan dengan sangat baik selama melaksanakan kegiatan di sana. Kami juga jadi lebih mengenal adat budaya Karo sepanjang bertugas di wilayah tersebut,” ungkapnya.
Selain mendapatkan konversi SKS sebanyak 20 SKS, Desy juga beruntung karena melalui kegiatan tersebut ia jadi memiliki banyak teman baru yang berasal dari Program Kampus Mengajar di wilayah Sumatera Utara, juga keluarga baru.
Banyak hal yang sudah dilakukan Desy selama masa Kampus Mengajar berjalan, seperti melaksanakan program yang telah dirancang bersama tim yang ditempatkan di SD tersebut.
“Adapun program kami selama berada di SDN 101810 Biru biru di antaranya melakukan kunjungan ke Dinas Pendidikan Deli Serdang, observasi sekolah, melaksanakan PreTest AKM kelas dan masuk dalam Forum Komunikasi dan Koordinasi Sekolah (FKKS). Untuk program kerja literasi, di antaranya memberikan les tambahan membaca, pembelajaran di luar kelas mengenai pengenalan bagian tubuh tumbuhan dan pembuatan kerajinan tangan. Selain itu juga ada program kerja numerasi, adaptasi teknologi, sustainable development goals, serta menciptakan lingkungan berbudaya literasi dan numerasi,” papar Desy.
Untuk menciptakan lingkungan berbudaya literasi dan numerasi, Desy dan teman-temannya ikut mendirikan pojok baca dan membuat majalah dinding, dua hal yang berperan besar dalam meningkatkan minat baca di tengah masyarakat. Sedangkan program sustainable development goals diawali dengan kampanye membawa bekal untuk mengurangi sampah, sosialisasi penanaman bunga pada wadah bekas, pemanfaatan kertas buram dan menjalankan program seni tari.
Melatih Soft Skill
Pengalaman yang sama juga dirasakan oleh Fitri Ramadani Pohan, mahasiswi Prodi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara. Keikutsertaannya dalam Program Kampus Mengajar dimulai dari pengumpulan berkas-berkas administrasi seperti biodata dan transkrip nilai, serta beberapa dokumen pendukung lainnya untuk diseleksi. Dilanjutkan dengan menunggu pengumuman kelulusan mbkm kampus mengajar. Setelah itu dilakukan survei untuk sekolah mitra kampus mengajar yang ditetapkan dan diikuti dengan pembuatan program kerja selama kegiatan kampus mengajar diadakan.
“Saya berminat mengikuti program Kampus Mengajar karena ingin mengubah stigma masyarakat tentang pertanian yang kurang baik, serta kurangnya kesadaran masyarakat terutama pelajar, dalam memperhatikan lingkungan dan tanaman di sekitar mereka. Ini merupakan kewajiban saya sebagai mahasiswa pertanian, untuk berbagi ilmu kepada masyarakat terutama pelajar, untuk perduli serta mengetahui bahwa budidaya pertanian itu sangat beragam dan harus dikembangkan di masa depan,” ungkap Fitri menjawab pertanyaan media.
Pada program yang diikutinya di SMAS Plus Al-Azhar Medan, Fitri dan tim melaksanakan program yang sudah disepakati dengan pihak sekolah, yaitu budidaya tanaman hortikultura menggunakan sistem hidroponik dengan beberapa benih yaitu Pakcoy, Selada, Bayam Merah dan Kangkung.
“Program tersebut berasal dari pihak sekolah yang akan dijalankan tahun ini, sehingga kami dan pihak sekolah berkoordinasi dengan baik untuk mensukseskan program kerja hidroponik, sehingga mendapatkan hasil yang baik. Program lainnya yaitu menyesuaikan dengan kebutuhan pihak sekolah,” kata Fitri menjelaskan.
Ditanya tentang pengalamannya yang paling berkesan selama menjalankan program, Fitri yang merupakan peserta Program Kampus Mengajar periode September-Desember 2023, mengungkapkan tentang interaksi antar para guru dan siswa-siswi yang sangat baik. Selama melakukan program kerja hidroponik, siswa-siswi sangat antusias menjalankan program tersebut karena adanya dukungan dari para guru hingga akhir. Fitri juga mengaku kagum dengan kedisiplinan waktu yang ditunjukkan para guru dan murid dalam mengikuti kegiatan sekolah. Pagi-pagi sekali, pada pukul 06.20 WIB para siswa sudah melaksanakan apel pagi.
Fitri mengakui, banyak sekali keuntungan dan manfaat yang didapatkannya dalam mengikuti kegiatan tersebut, seperti menambah pengalaman, menerapkan ilmu yang sudah didapat selama perkuliahan, mengasah keterampilan kepemimpinan, melatih soft skill seperti public speaking. Keuntungan lainnya yaitu mendapatkan konversi 15 SKS, sehingga sembari melaksanakan kegiatan Kampus Mengajar, Fitri juga dapat mengerjakan penelitian akhir kuliah jika sedang tidak ada kegiatan lain di sekolah.
Menyiapkan Mahasiswa sebagai Pembelajar Sejati
Wakil Rektor I Universitas Sumatera Utara dalam sambutannya pada sosialisasi Program Kampus Mengajar menegaskan, bahwa program ini merupakan kesempatan yang memberikan peluang sekaligus tantangan kepada para mahasiswa, untuk bersama-sama mengembangkan kompetensi keilmuan, sekaligus menunjukkan peran dan tanggungjawab, serta berkontribusi nyata di tengah masyarakat.
“Universitas Sumatera Utara memiliki kewajiban untuk mewujudkan pengabdian kepada masyarakat dalam rangka mendukung integrasi penerapan nilai-nilai pengajaran, penelitian dan pengabdian guna memberikan manfaat praktis kepada masyarakat. Program ini bertujuan untuk menyiapkan mahasiswa Universitas Sumatera Utara menjadi lulusan yang memiliki kapasitas sebagai pembelajar sejati yang kompeten, lentur dan ulet (agile learner). Di mana dengan beraktivitas secara langsung di tengah masyarakat/dunia kerja, maka para mahasiswa tersebut akan memiliki peningkatan skill dan kompetensi keilmuannya melalui pengalaman yang dijalani selama pelaksanaan program. Di mana hal tersebut tidak didapatkan selama belajar di ruang-ruang kelas,” katanya.
Program Kampus Mengajar juga dapat membantu memperkuat kapasitas perguruan tinggi dalam mendukung pendidikan di daerah-daerah terpencil, berkontribusi dalam pengembangan kurikulum, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Serta membantu meningkatkan akses pendidikan di berbagai lokasi, sehingga memberikan kesempatan lebih banyak bagi siswa untuk mendapatkan pendidikan yang berkualitas. Melalui kolaborasi antara perguruan tinggi, pemerintah, dan masyarakat, program Kampus Mengajar ini memiliki potensi besar untuk memberikan dampak positif dalam menciptakan lingkungan pendidikan yang lebih inklusif dan berdaya saing di seluruh negeri. (Agus)
No Comments