Dosen Institut Kesehatan Helvetia PKM Meningkatkan Pengetahuan Remaja Melalui Edukasi Kesehatan Reproduksi

PENGABDIAN: Dosen Institut Kesehatan Helvetia (IKH) Medan foto bersama dengan peserta kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Meningkatkan Pengetahuan Remaja Melalui Edukasi Kesehatan Reproduksi. (Foto: Istimewa)
PENGABDIAN: Dosen Institut Kesehatan Helvetia (IKH) Medan foto bersama dengan peserta kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Meningkatkan Pengetahuan Remaja Melalui Edukasi Kesehatan Reproduksi. (Foto: Istimewa)

MEDAN~Nusantaranews– Dosen Institut Kesehatan Helvetia (IKH) Medan melakukan kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Meningkatkan Pengetahuan Remaja Melalui Edukasi Kesehatan Reproduksi di Balai Desa Sei Mencirim, Jalan Johar,  Desa Sei Mencirim, Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara pada Senin (18/12/2023).

Kegiatan pengabdian masyarakat ini diketuai Mey Elisa Safitri, S.Keb., SKM., M.Kes (Dosen Prodi S1 Kebidanan Institut Kesehatan Helvetia Medan) dengan anggota Sri Juliani, S.Keb, SKM, M.Kes Yulida Effendi Nasution, S.Keb, SKM, M.Kes (Dosen Prodi S1 Kebidanan Institut Kesehatan Helvetia Medan) beserta Anggota: Aja Nisa Arisma dan Helsa Eghianinta (Mahasiswa Prodi S1 Kebidanan). Didampingi Sugeng Suheri, Kepala Desa Sei Mencirim.

Mey Elisa Safitri menjelaskan, tujuan kegiatan ini untuk meningkatkan pengetahuan remaja tentang Kesehatan Reproduksi dalam mengatasi terjadinya pernikahan dini dan kehamilan di usia remaja.

Sedangkan, target PKM, ujar Mey Elisa Safitri karena Kabupaten Deli Serdang merupakan salah satu kota yang mengalami arus globalisasi dan informasi yang cukup pesat. Dengan perekonomian yang semakin maju, arus teknologi yang tumbuh meningkat telah banyak mempengaruhi status sosial masyarakat secara positif. Namun di sisi lain, arus informasi yang semakin bebas melalui internet menjadikan perilaku dan gaya hidup remaja yang semakin permisif dengan budaya barat, semakin meprihatinkan orang tua dan kalangan sekolah.

Berdasarkan kelompok usia, kelompok risiko tinggi untuk penularan AIDS adalah pada kelompok usia remaja (13-25 tahun). Menurut Ketua pelaksana kegiatan Pengabdian Masyarakat (PKM), minimnya pengetahuan remaja tentag kesehatan reproduksi menimbulkan implikasi perilaku negatif seperti kehamilan tidak dikehendaki, infeksi menular seksual dan pernikahan dini serta putus sekolah.

Sebagai langkah awal pencegahan, peningkatan pengetahuan remaja mengenai kesehatan reproduksi harus ditunjang dengan materi komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) yang tegas tentang penyebab dan konsekuensi perilaku seksual yang menyimpang. Selain itu juga perlu diinformasikan tentang menjaga kesehatan reproduksi pada remaja sejak dini agar tidak terjadi masalah di masa yang akan datang.

Hasil wawancara yang dilakukan pada beberapa remaja yang ada di Desa Sei Mencirim, sebagian mengatakan tidak mengetahui tentang kesehatan reproduksi dan belum pernah diberikan informasi tentang ha tersebut. Sebagian remaja putri mengatakan pada masa menstruasi jarang mengganti pembalut dan tehnik membasuh kemaluan dari arah belakang ke depan. Sehingga hal ini dapat menyebabkan infeksi pada alat reproduksi remaja yang akhirnya dapat merugikan kesehatan reproduksi remaja dikemudian hari.

Untuk mengatasi hal tersebut, diperlukan suatu kegiatan edukasi dalam meningkatkan pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi, agar dikemudian hari tidak dijumpai lagi masalah-masalah yang menyangkut system reproduksi serta  kehamilan diusia remaja yang sangat beresiko bagi kesehatan remaja tersebut.

Mey Elisa Safitri mengatakan, menjaga system reproduksi sejak masa remaja sangatlah penting untuk dilakukan karena berefek panjang pada siklus kehidupan. Masalah yang sering kita jumpai pada remaja antara lain putus sekolah, pernikahan dini, kehamilan di usia remaja, belum siap untuk menjadi seorang ibu saat selesai bersalin, prilaku seks beresiko serta aborsi dan lain sebagainya.

“Pengetahuan remaja mengenai kesehatan reproduksi dan cara-cara melindungi dirinya terhadap resiko kesehatan reproduksi masih relatif rendah. Oleh karena itu kesehatan reproduksi remaja perlu mendapatkan perhatian yang lebih. Upaya untuk meningkatkan pengetahuan remaja dengan melakukan edukasi tentang kesehata reproduksi sejak awal agar dapat mencegah terjadinya permasalahan yang dapat timbul pada remaja,” tambah Mey Elisa Safitri.

Diharapkan dengan penyuluhan dan edukasi pada remaja, akan dapat meningkatkan pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi serta manfaatnya bagi remaja di masa depan sehingga nantinya didapati remaja yang sehat dan berkualitas yang merupakan generasi penerus Bangsa.

Para peserta sangat semangat menghadiri kegiatan PKM ini. Ana dan Yulia yangmenjadi peserta PKM mengatakan melalui kegiatan edukasi yang diberikan di Desa Sei Mencirim ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan mereka mengenai kesehatan reproduksi. Remaja menjadi paham dalam mencegah permasalahan dalam system reproduksi.

Peserta merasa senang dengan adanya kegiatan ini dan mengharapkan kegiatan ini rutin dilaksanakan di Desa Sei Mencirim dengan topik yang berbeda – beda sesuai dengan kebutuhan. Karena dengan PKM ini pengetahuan peserta semakin bertambah tentang kesehatan reproduksi.(Agus)

Facebook Comments