Gotong Royong Dan Ritual Budaya Tanam Padi Warnai Program Cetak Sawah Mandiri di Sergai

Gotong Royong Dan Ritual Budaya Tanam Padi Warnai Program Cetak Sawah Mandiri di Sergai

 

SERGAI-Nusantaranews-  Luas lahan pertanian di Kabupaten Serdang Bedagai (Sergai) lebih kurang 40.000 Ha yang terdiri dari 30.000 Ha beririgasi dan 10.000 Ha merupakan sawah tadah hujan.

Demikian paparan Bupati Sergai H Darma Wijaya saat menjadi narasumber pada Dialog Anugerah Kebudayaan Persatuan Wartawan Indonesia (AK PWI) Pusat  di Hotel Santika Dyandra, Medan, Selasa (7/2/2023).

Mengangkat inovasi ” Program Cetak Sawah Mandiri”, Bupati mampu memukau para Dewan Juri hingga ditetapkan sebagai Kepala Daerah Bersama 9 Bupati/Walikota lainnya menerima penghargaan AK PWI Pusat pada puncak Hari Pers Nasional (HPN) 2023 9 Februari 2023.

Mengenakan busana adat Melayu, Bang Wiwik, sapaan akrab Bupati Sergai menyebut jika pada tahun 2016 areal sawah di Sergai banyak yang tergerus dan alih fungsi padi menjadi kelapa sawit. Oleh karenanya kami melahirkan Perbup tentang program cetak sawah mandiri, namun belum berjalan dengan baik, sehingga kami  menghidupkan kembali lewat program tersebut.

“ Ada budaya yang masih kami lakukan hingga saat ini sebelum tanam padi tiba, Biasanya masyarakat terlebih dahulu melakukan acara kenduri, tampung tawar dan jamu ladang. Ini merupakan budaya yang masih terjaga hingga kini,” cetusnya.

Ia pun bersyukur, Kabupaten Sergai Tanah Bertuah Negeri Beradat boleh dikatakan sebagai miniatur Indonesia, mempunyai beragam suku, adat dan budaya, namun masyarakatnya hidup berdampingan dengan rukun dan damai. Mereka, lanjutnya lagi, melaksanakan aktivitas seperti menggarap sawah dengan rukun dan berjalan hingga saat ini.

Bupati Serdang Bedagai H. Darma Wijaya menerima anugerah kebudayaan AK PWI Pusat yang di serahkan langsung oleh ketum PWI Pusat Atal S Depari disaksikan oleh Presiden RI Jokowi Dodo

” Alhamdulillah dengan gerakan cetak sawah mandiri, Kabupaten Sergai menjadi surplus beras. Perlu kami sampaikan juga jika gerakan cetak sawah ini dilakukan secara gotong royong. Tujuan program ini juga untuk meningkatkan peran aktif masyarakat secara perseorangan maupun kelompok dalam mengelola  usaha taninya dan menambah luas lahan sawah,” paparnya.

Bang Wiwik menambahkan jika ketersediaan pangan khususnya beras membuat Kabupaten Sergai tetap bertahan meski terjadi bencana, seperti banjir. Oleh karenanya Ia pun berharap program, cetak sawah ini terus dibudayakan oleh masyarakat luas.

“ Program Gerakan cetak sawah ini juga sudah menyasar pada penanaman varietas padi unggul, yaitu Inpari IR Nutri Zinc. Varietas Inpari IR Nutri Zinc ini diproyeksikan  sebagai bahan  pangan untuk meminimalisir stunting karena kandungan gizinya yaitu Zinc sebanyak 6 persen lebih tinggi dari pada varietas padi lainnya sehingga sangat baik bagi bayi,” imbuh Bupati.

Bupati Sergai H. Darma Wijaya berphoto bersama dengan panitia AK PWI Pusat di Jakarta

Menurut Bupati Darma Wijaya, Gerakan Cetak Sawah Mandiri tidak hanya menambah lahan persawahan, tetapi juga melakukan ekstensifikasi  dan intensifikasi lahan pertanian oleh masyarakat secara mandiri. Caranya, mencetak lahan persawahan baru, mengoptimalkan  lahan sawah yang sudah ada, dan tidak mengalihfungsikan lahan persawahan,” pungkasnya yang disambut riuh tepuk tangan tamu undangan yang hadir.

Dalam kesempatan itu, tak hanya Bupati Sergai, 6 (enam) Kepala Daerah lainnya yang juga berbusana adat daerah yaitu;  Bupati Halmahera Selatan, Usman Sidik dengan judul proposalnya Inovasi Kopra Putih di Halmahera Selatan, Bupati Sleman Hj. Kustini Sri Purnomo dengan judul inovasi Batik Sinon Salak Sleman Berbasis Kearifan lokal, Bupati Kuningan H Acap Purnama dengan judul Ngarumat Budaya Kuningan, Ngariksa Alam Mapag Swasembada Pangan, Walikota Medan Bobby Nasution dengan judul Digitalisasi Produk Sandang, Bupati Indragiri Hilir HM Wardan dengan judul Kelapa yang Membudaya dan Bupati Agam Adri Warman dengan judul Strategi Kebudayaan dalam Menjaga Hutan sebagai Ketahanan Pangan.

Bupati Serdang Bedagai H. Darma Wijaya mempresentasikan program cetak sawah mandiri dihadapan dewan juri AK PWI Pusat

Sedangkan Walikota Surabaya Eri Cahyadi, Bupati Malang Moh. Sanusi dan Bupati Pesawaran H Dendi Ramdhona berhalangan hadir.

Masing-masing para Kepala Daerah memaparkan program yang menjadi inovasinya. Dialog tersebut dipandu oleh Yusuf Susilo Hartono yang diawali dengan menyampaikan rangkaian dari kegiatan tersebut dengan harapan dapat mencapai inovasi tentang sandang, pangan dan papan.

” Dalam dialog ini nantinya diisi dengan 4 segmen yaitu; segmen pangan, papan, sandang dan diperkaya dengan berbagai kebudayaan serta beberapa informasi dari Dewan Pers”, kata Yusuf Susilo.

Bupati Sergai H. Darma Wijaya bersama OPD usai mengikuti seminar kebudayaan pada perhelatan HPN Tahun 2023

Ia juga menyampaikan jika Anugerah Kebudayaan PWI ini tercetus saat HPN 2016 di Lombok Nusa Tenggara Barat hingga sampai saat ini di Kota Medan, yang merupakan tahun kelima digelarnya perhelatan akbar ini.

Dikesempatan serupa, Ketua PWI Pusat Atal S Depari di hadapan seluruh yang hadir menyebut jika semua Kepala Daerah yang berhasil  meraih Anugerah Kebudayaan PWI Pusat merupakan orang-orang hebat yang mampu membuat terobosan untuk memajukan daerahnya.

“Saya berikan apresiasi kepada PWI yang Kepala Daerahnya mampu meraih penghargaan Anugerah Kebudayaan PWI Pusat. Ini merupakan upaya PWI turut memajukan kebudayaan dengan gaya kewartawanan lewat jurnalistiknya. Kemudian juga membuktikan bahwa mereka luar biasa, berinovasi tanpa harus meninggalkan sisi budaya” ujarnya sembari menambahkan jika kebudayaan ini perlu dibangun dan dioptimalkan lagi.

Restu Gunawan Direktur PTLK Kemenbudristek menyampaikan kebudayaan bahwa perlu pengembangan yang maksimal dengan pemanfaatan sumber daya yang tersedia.

” seluruh yang disampaikan oleh para Kepala Daerah terkait tentang pangan, papan maupun sandang merupakan hal yang luar biasa. Terkhusus untuk PWI sangat kami apresiasi karena telah menggelar kegiatan seperti ini,” tutupnya.

Bupati Serdang Bedagai H. Darma Wijaya berphoto bersama dengan pengurus PWI Sergai usai mengikuti seminar anugerah kebudayaan di HPN 2023

Muhammad Zainal Arifin Sekjen PUPR mengutarakan kegiatan ini umpama setetes air di padang pasir. Hal ini identik dengan infrastruktur, sarana prasarana yang berhubungan dengan benda-benda keras seperti beton dan lainnya, ujarnya.

” Ada bagian-bagian yang sangat penting seperti kearifan lokal yang tidak bisa kita lupakan. Seperti halnya keberagaman dalam membangun infrastruktur, dilaksanakan tanpa harus meninggalkan hal-hal penting yang bernilai budaya,” jelasnya.

Terakhir Ia mengucapkan terimakasih kepada PWI atas waktu dan kesempatan dapat bertatap muka di forum yang dikemas dengan berbeda dan tentunya luar biasa, tutupnya.

Ketua Dewsn Pers Ninik Rahayu mengutarakan bahwa upaya PWI dalam pemberiam Anugerah Kebudayaan dalam konteks  jurnalistik merupakan hal yang luar biasa.

Ia mengatakan bahwa dalam analisis Dewan Pers, konten yang dilakukan oleh jurnalis yang paling sedikit porsinya adalah kebudayaan. Oleh karenanya, karya jurnalistik yang harus dikulik saat ini adalah tentang kebudayaan,” tandasnya.

Turut serta dalam kegiatan, Dewan Juri AK PWI, DR. Nungki Kusumastuti, dan kritikus seni rupa Agus Dermawan T. Ikut mendampingi Bupati Sergai, Asisten Pemerintahan dan Kesra Nina Deliana Hutabarat, S.Sos, M.Si, Kadis Kominfo Drs H Akmal, AP, M.Si, Kadis Parbudpora Drs Zulfikar, Sekretaris Dinas Pertanian, Romian P Siagian, S.STP, M.Si,  mewakili Dinas Ketapang serta rombongan kepengurusan PWI Sergai.***

Facebook Comments
No Comments

Post A Comment