Sergai Laksanakan Serangkaian Upaya Entaskan Stunting

 

SERGAI-Nusantara- Stunting merupakan kondisi kekurangan gizi kronis yang terjadi pada anak balita dan dapat menghambat pertumbuhan panjang atau tinggi badan serta berat badan. Meskipun prevalensi stunting di Indonesia masih tinggi, perbedaannya dengan gizi buruk adalah prevalensi stunting lebih cenderung menjadi proses siklus yang sulit untuk dipulihkan. Bahkan, stunting pada masa kanak-kanak dapat berdampak pada keturunan yang lahir nanti. Prevalensi stunting Indonesia hingga tahun 2019 mencapai 27,67%, melebihi target WHO yang menargetkan angka tidak melebihi 20%.

Provinsi Sumatera Utara memiliki angka prevalensi 30,11%, dimana Serdang Bedagai (Sergai) termasuk salah satu kabupaten dengan tingkat prevalensi balita stunting yang tinggi sebesar 36,2%. Oleh karena itu, dibutuhkan upaya penanganan stunting yang lebih baik, salah satunya adalah dengan menyediakan database valid dan menerapkan teknologi untuk menyimpan data stunting secara spesifik terutama ditingkat kabupaten dan desa.

Pemkab Sergai berkomitmen untuk menekan angka stunting dengan berbagai program dan kegiatan. Lewat kegiatan Pengukuran dan Publikasi Stunting pada 13 Desember 2022 lalu, di Aula Puskesmas Desa Pon Kecamatan Sei Bamban, Bupati Sergai H Darma Wijaya melalui Sekdakab H M Faisal Hasrimy menyampaikan bahwa organisasi kesehatan dunia (WHO) menetapkan batasan prevalensi stunting di suatu wilayah sebesar 20 persen. Berdasarkan data dari Survei Status Gizi Indonesia (SSGI), prevalensi stunting secara nasional menurun dari 30,8 persen pada 2018 menjadi 24,4 persen pada 2021. Di Sergai, prevalensi stunting juga mengalami penurunan dari 36,2 persen pada 2019 menjadi 20 persen pada 2021.

Meskipun Sergai telah melakukan progres pemberantasan stunting yang baik, pihak terkait tidak boleh merasa berpuas diri. Menurut Faisal, target prevalensi stunting yang harus dikejar sesuai dengan target Sustainable Development Goals (SDGs), yaitu 0 (nol) persen prevalensi stunting pada 2030 di Indonesia.

“Selain stunting, masih ada masalah gizi lain terkait stunting yang masih menjadi problem kesehatan masyarakat. Masalah tersebut meliputi anemia pada ibu hamil yang ada di angka 48,9 persen, berat bayi lahir rendah atau BBLR (6,2 persen), balita kurus atau wasting (10,2 persen), dan anemia pada balita,” ucap Faisal.

Untuk mempercepat penurunan stunting, ia menyebut pemerintah pusat telah meluncurkan gerakan nasional percepatan perbaikan gizi (Gernas PPG) yang ditetapkan melalui Peraturan Presiden No. 42 tahun 2013 tentang Gernas PPG dalam kerangka 1.000 hari pertama kehidupan (HPK). Hal ini sejalan dengan inisiatif percepatan penurunan stunting.

Dari sasaran balita tahun 2022 sebesar 47.373 jiwa, baru 31.338 (82,4 persen) balita yang diukur di Sergai. Dari hasil pengukuran dan pengentrian terakhir dari aplikasi Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (PPGBM), Sekdakab menyampaikan didapati bahwa balita stunting di Sergai sebanyak 884 balita (2,8 persen), underweight sebanyak 408 balita (1,3 persen), dan wasting 359 balita (1,1 persen).

“Pemerintah telah menetapkan penurunan stunting sebagai prioritas nasional yang dilaksanakan secara lintas sektor di berbagai tingkatan sampai dengan tingkat desa. Salah satu upaya pemerintah dalam penanggulangan stunting di Sergai adalah dengan melibatkan seluruh OPD, lintas sektor, dan lintas profesi,” ucapnya.

Di akhir wawancara, Sekdakab Faisal Hasrimy kembali mengajak seluruh pihak untuk berpartisipasi aktif dalam menekan angka stunting di Kabupaten Sergai. Ia juga berharap agar kegiatan pengukuran stunting dapat dilakukan secara rutin dan terus ditingkatkan kualitasnya agar hasilnya dapat semakin akurat.

“Dengan komitmen dan upaya bersama antara pemerintah daerah dan masyarakat, diharapkan angka stunting di Kabupaten Sergai dapat terus menurun dan pada akhirnya mencapai target nasional yaitu 0 persen prevalensi stunting pada 2030 di Indonesia,” tandasnya.

Sementara itu, Kepala Puskesmas Pon, dr. Rostini, mengapresiasi kegiatan tersebut karena dapat mengetahui seberapa jauh prevalensi stunting di wilayahnya. Ia berharap kegiatan serupa dapat rutin dilakukan karena sangat membantu dalam menekan angka stunting di wilayahnya.

“Kegiatan pengukuran stunting yang dilakukan di Kabupaten Sergai mendapat sambutan yang baik dari sejumlah tokoh masyarakat dan pelajar. Mereka berharap agar kegiatan serupa dapat dilakukan di seluruh kecamatan di wilayah tersebut, sehingga angka stunting dapat ditekan dan terus menurun hingga mencapai target nasional,” jelasnya.

Namun demikian, dr. Rostini menyebut Pemkab Sergai tidak hanya fokus pada kegiatan pengukuran stunting, tetapi juga melakukan berbagai program intervensi gizi spesifik dan sensitif. Program-program tersebut mencakup peningkatan akses pangan berkualitas dan bergizi, pemberian tablet tambah darah (TTD) bagi ibu hamil dan menyusui, serta pelaksanaan posyandu untuk balita.

“Menekan angka stunting tidaklah mudah, dan memerlukan kerja sama yang baik antara berbagai pihak terkait. Oleh karena itu, pemerintah setempat terus berupaya untuk mengedukasi masyarakat tentang pentingnya nutrisi yang seimbang bagi anak-anak, terutama dalam masa pertumbuhan dan perkembangan. Selain itu, pemerintah juga melakukan pemantauan dan evaluasi secara terus menerus terhadap program-program intervensi gizi yang telah dilaksanakan, agar dapat mengetahui sejauh mana keberhasilan program tersebut dalam menekan angka stunting,” katanya lagi.

Diharapkan olehnya, dengan adanya kerja sama yang baik antara pemerintah, masyarakat, dan berbagai pihak terkait, maka angka stunting di wilayah Sergai dapat ditekan dan terus menurun. Sehingga, anak-anak di wilayah tersebut dapat tumbuh dan berkembang secara sehat, serta dapat mengoptimalkan potensi yang dimiliki untuk masa depan yang lebih baik.

“Pemkab Sergai juga menggandeng berbagai pihak, termasuk swasta dan masyarakat, untuk berpartisipasi dalam program-program tersebut. Dengan melibatkan semua pihak, diharapkan program-program tersebut dapat berjalan dengan baik dan target penurunan angka stunting dapat dicapai sesuai dengan Sustainable Development Goals (SDGs),” jelasnya.

Facebook Comments