31 Mar Sergai Komitmen Gempur Stunting Lewat Berbagai Upaya
SERGAI-NUSANTARANEWS-Pemerintah Provinsi Sumatera Utara (Provsu) melakukan Penilaian Kinerja (PK) terhadap Kabupaten/Kota dalam pelaksanaan 8 aksi konvergensi penurunan stunting tahun 2022, termasuk Kabupaten Serdang Bedagai (Sergai) di Convention Hall, Santika Premiere Dyandra Hotel & Convention, Medan yang berlangsung sejak Selasa-Kamis, 28-30 Maret 2023. Acara tersebut dibuka oleh Gubernur Sumatra Utara, diwakili Kepala Bappelitbangda Provsu, DR. Ir. Hasmi Rizal Lubis, M. Si.
Baru-baru ini Kabupaten Serdang Bedagai (Sergai) juga terus melakukan serangkaian berbagai upaya untuk mencegah stunting.
Bersama dengan Polres, Pemkab Sergai terus menguatkan sinergi untuk pencegahan stunting, seperti yang dilakukan oleh Wabup Sergai Adlin Tambunan saat mengikuti rapat koordinasi (rakor) percepatan penanganan penurunan stunting di wilayah hukum Polres Sergai, bertempat di Aula Patriatama Polres Sergai, Sei Rampah, Rabu (29/3/2023).
Wabup Sergai menyampaikan jika dirinya menyambut baik pelaksanaan rakor pada hari ini karena menjadi bentuk terciptanya sinergi antara Pemkab Sergai dengan pihak Polres.
“Kami telah menetapkan target angka prevanlensi stunting pada tahun 2024 sudah menurun di angka 14%. Dengan kerja sama yang baik antar lini, saya meyakini target ini akan tercapai dan saya berharap agar kegiatan penangan stunting di Kabupaten Sergai agar bisa lebih masif lagi dilakukan,” ujar Wabup Adlin kembali.
Dirinya kemudian menjelaskan, berbagai program telah dilaksanakan oleh Pemkab Sergai untuk memastikan anak-anak di Kabupaten Sergai terlindung dari kemungkinan mengalami kondisi stunting. Yang terbaru dengan di-launching-nya program “orang tua asuh”.
“Program ini menyasar ASN yang ada di Pemkab Sergai untuk menjadi orang tua asuh bagi anak untuk pencegahan stunting. Tercatat sampai hari ini ada sekitar 160 orang yang sudah terlibat menjadi orang tua asuh di Sergai,” jelas Wabup lagi.
Masih lanjut Wabup, pencegahan stunting perlu diiringi dengan sosialisasi yang masif kepada masyarakat terkait upaya untuk mencegah stunting.
“Edukasi dan sosialisasi menjadi sangat penting agar masyarakat mengetahui betul apa-apa saja hal yang perlu dan tidak boleh dilakukan supaya generasi muda kita, anak-anak kita, bisa terhindar dari stunting. Misalnya saja dengan kampanye cegah pernikahan dini atau edukasi soal keluarga berencana dan pola asuh anak,” katanya.
Terakhir Adlin Tambunan menjelaskan tahun 2023 Pemkab Sergai melalui OPD terkait telah menetapkan 85 desa sebagai lokus penanganan stunting.
“Pemilihan lokus ini didasarkan pada jumlah kasus stunting dan ketersedian program pencegahan stunting pada desa-desa tersebut,” tandasnya.
Dukungan senada juga disampaikan oleh Kapolres Sergai AKBP. Dr. Ali Machfud, SIK, MIK. Menurutnya, sosialisasi memegang peranan penting dalam usaha bersama menghadapi tantangan stunting. Kapolres menyebut, sasaran utama sosialisasi dan edukasi adalah para orang tua atau para calon orang tua.
Dirinya juga berpendapat, ada korelasi yang jelas antara penyalahgunaan narkoba di tengah masyarakat dengan meningkatnya angka stunting.
“Jika orang tua terlibat dalam tindak penyalahgunaan narkoba, maka ini akan berdampak langsung terhadap pola asuh anak yang buruk. Maka dari itu di saat yang sama kami dari Polres Sergai juga akan membarengi upaya penurunan prevalensi stunting dengan aksi pemberantasan narkoba di kabupaten yang kita cintai ini,” imbuhnya.
Sergai Ikuti 8 aksi konvergensi penurunan stunting
Dalam kegiatan Penilaian Kinerja (PK) Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara terhadap 8 Aksi Konvergensi Penurunan Stunting Tahun 2022, Wabup Sergai Adlin Tambunan menyampaikan kondisi stunting di Kabupaten Tanah Bertuah Negeri Beradat kepada para tim penilai dengan penyelenggara kegiatan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Sumatera Utara (BAPPEDA Provsu) di Hotel Santika Premiere Dyandra & Convention, Medan (Kamis, 30/3/2023)
Dalam paparannya, Wabup Adlin Tambunan menyebut jika Pemkab Sergai terus melakukan beragam upaya untuk menurunkan angka stunting. Bersama Bupati H. Darma Wijaya, dirinya menegaskan jika pihaknya telah merancang berbagai program dalam upaya serius menurunkan prevalensi stunting. Beberapa di antara program tersebut, di antararnya “Dapur Dashat” yang merupakan singkatan dari Dapur Sehat Atasi Stunting.
“Inovasi ini berbentuk pemberian makanan yang memiliki asupan gizi yang baik bagi bayi seperti bubur anjeli (anak jelas suka sekali), buryam jangkis (bubur ayam jagung kuah manis), bubur jaman tepuy (bubur jagung manis telur puyuh), dan sebagainya,” ucap Adlin.
Selain itu ada pula program orang tua asuh stunting. Wabup Adlin menjelaskan kegiatan tersebut bersifat gotong royong melalui pemberdayaan masyarakat dalam pemenuhan gizi balita stunting terutama dari keluarga kurang mampu, melalui pendanaan yang diberikan oleh orang tua asuh stunting sebesar Rp15.000,-/hari atau Rp450.000,-/bulan Kepada balita stunting minimal selama 6 bulan.
“Kami juga baru-baru ini me-launching program Jemput Ikhlas Persalinan (JIP) Plus. Lewat program JIP Plus ini, para ibu hamil akan mendapatkan perhatian penuh dalam aspek layanan kesehatan. Sesuai namanya, JIP Plus merupakan program layanan yang berfokus membantu para ibu yang mau melahirkan. Jadi dengan program ini, puskesmas akan lebih maksimal menyediakan layanan mulai dari penjemputan sampai persalinan usai,” katanya lagi.
Adlin mengungkapkan, bahkan Bupati Sergai telah mengeluarkan Peraturan Bupati yang mengatur penggunaan Dana Desa dalam penanganan stunting di setiap desa.
“Selain aksi tersebut masih banyak lagi upaya yang kami telah ambil seperti program pencegahan anemia “KBAB RATI” atau Kamis Bebas Anemia Bagi Remaja Putri, pemanfaatan sistem informasi lewat program “SIKARBU LIHAT” atau Sistem Informasi Kartu Ibu Bersalin Sehat dan banyak lagi. Tentu kita harap seluruh langkah yang kami ambil dapat memberi hasil terbaik bagi penanganan stunting di Tanah Bertuah Negeri Beradat menuju Indonesia Emas 2045,” tandasnya.
Sebelumnya dalam sambutannya membuka acara Kepala BAPPEDA Provsu Dr. Ir. Hasmirizal Lubis, M.Si menjelaskan PK penurunan stunting ini merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengevaluasi kinerja pemerindah daerah dalam pelaksanaan 8 aksi konvergensi penurunan stunting.
Hasmirizal menyampaikan bahwa kelompok sasaran pelaksanaan percepatan penurunan Stunting meliputi Remaja, Calon Pengantin, Ibu Hamil, Ibu Menyusui, dan anak berusia 0-59 bulan.
“Peran provinsi adalah melakukan penilaian kinerja terhadap kabupaten/kota dalam upaya pencegahan dan penurunan stunting di masing-masing wilayahnya. Hal ini dilakukan untuk mengukur, memastikan akuntabilitas, mengevaluasi dan mengapresiasi kinerja kabupaten/kota dalam pelaksanaan konvergensi prevalensi stunting. Dan dari pelaksanaan penilaian ini diharapkan kabupaten/kota semakin termotivasi untuk meningkatkan kinerjanya dengan penguatan perencanaan dan cara sumber daya manusia dalam upaya penurunan stunting di daerah masing masing,” ujarnya.***
No Comments