Sumut Masuki Puncak Musim Hujan

APEL: Penjabat (Pj) Gubernur Sumatera Utara (Sumut) Hassanudin memimpin Apel Pagi di Halaman Kantor Gubernur Jalan Diponegoro Nomor 30 Medan, baru-baru ini. (Foto: Dokumen/DISKOMINFO SUMUT)
APEL: Penjabat (Pj) Gubernur Sumatera Utara (Sumut) Hassanudin memimpin Apel Pagi di Halaman Kantor Gubernur Jalan Diponegoro Nomor 30 Medan, baru-baru ini. (Foto: Dokumen/DISKOMINFO SUMUT)

MEDAN~Nusantaranews– Wilayah Provinsi Sumatera Utara (Sumut) sudah memasuki pucak musim penghujan sejak November dan akan berlangsung hingga Desember 2023. Untuk itu, seluruh masyarakat dan para pemangku kepentingan diminta meningkatkan kesiapsiagaan, guna mengurangi risiko bencana hidrometeorologi tersebut.

Imbauan tersebut disampaikan Penjabat (Pj) Gubernur Sumut Hassanudin dalam arahannya yang dibacakan secara serantak pada apel pagi di seluruh instansi di lingkugan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumut, Kemarin (13/11) pagi. Salah satunya pada apel pagi di Kantor Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Sumut, Jalan HM Said Nomor 27 Medan, yang dipimpin Kepala Dinas Kominfo Sumut Ilyas Sitorus.

“Seluruh masyarakat yang bertempat tinggal di sekitar bantaran sungai, ketika frekuensi dan intensitas curah hujan semakin tinggi agar meningkatkan kesiapsiagaan dengan mengurangi aktifitas di luar rumah serta dapat melakukan upaya mengevakuasi diri dan kelompok secara mandiri ketempat yang lebih aman,” ujarnya.

Selain itu, Hassanudin juga mengimbau masyarakat yang berada di area cekungan dan dengan sistem drainase wilayah yang tidak memadai dan dapat memicu luapan air, agar dapat melakukan pembentengan pada lajur-lajur aliran air menuju rumah secara mandiri.

Instansi, organisasi atau kelompok masyarakat yang memiliki pintu air pengendali banjir, agar senantiasa dapat mengaktivasinya sesuai kondisi yang dibutuhkan. Masyarakat juga diminta agar menghindari kegiatan wisata air, ketika intensitas hujan tinggi.  Bagi yang bertani atau berkebun di daerah kemiringan terjal, diimbau untuk tidak beraktivitas, apabila intensitas hujan tinggi dan mengakibatkan kondisi jenuh air yang berpotensi longsor.

“Untuk masyarakat yang terdampak banjir untuk memperhatikan sistem kelistrikan agar tidak memicu korsleting listrik dan bahaya kebakaran. Dimana sebelum melakukan evakuasi mandiri, harus memastikan bahwa aliran listrik dan perangkat elektronik pada rumah yang ditinggalkan sudah padam,” sebutnya.

Terpisah, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumut Tuahta Saragih menyampaikan,  selain imbauan pada masyarakat, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumut telah melakukan upaya mitigasi bencana. Salah satu upayanya adalah membangun koordinasi mitigasi hingga ke tingkat desa.

Pemprov Sumut juga memastikan persiapan kabupaten/kota dalam menghadapi bencana. “Kita juga terus memastikan kesiapan kabupaten/kota seperti arahan Pak Pj Gubernur sampai ke tingkat desa,” kata Tuahta Saragih.

Kabupaten/kota hingga tingkat desa diimbau untuk mempersiapkan dan mengerahkan sumber daya yang dimilikinya, apabila terjadi bencana. Selain itu kabupaten/kota juga diimbau untuk siap mengerahkan alat berat apabila terjadi bencana longsor.

“Kita juga terus berkoordinasi dengan kabupaten/kota untuk mengoptimalkan sumber daya yang mereka miliki, berupa peralatan penanggulangan bencana seperti perahu karet, peralatanan rescue di air, untuk bencana longsor, alat berat juga mesti dipersiapkan,” kata Tuahta.

Disampaikan juga, Pemprov Sumut sangat berkomitmen mengurangi risiko kebencanaan. Ke depan Pemprov Sumut juga akan memberikan bantuan peralatan kebencanaan dasar kepada kabupaten/kota.

“Pemberian bantuan ini merupakan bentuk komitmen Pak Pj Gubernur mengurangi risiko bencana di Sumut,” ujar Tuahta.

Facebook Comments