18 Mar Gerakan Cetak Sawah Mandiri Untuk Swasembada Pangan di Sergai yang Berkelanjutan
SERGAI-NUSANTARANEWS- Serdang Bedagai, sebuah kabupaten di Provinsi Sumatera Utara, terkenal sebagai salah satu lumbung padi di Indonesia. Dalam upaya mempertahankan dan bahkan meningkatkan status tersebut, Pemerintah Kabupaten Serdang Bedagai telah melakukan berbagai langkah strategis.
Di antara langkah tersebut, yang paling menonjol adalah Gerakan Sawah Mandiri. Program ini memiliki landasan formal pelaksanaan lewat Peraturan Bupati Serdang Bedagai No. 26 tahun 2016 tentang Gerakan Sawah Mandiri. Tujuan utama dari Gerakan Sawah Mandiri ini adalah untuk meningkatkan produksi padi lokal secara mandiri dan menjaga keseimbangan lingkungan sekitar.
Gerakan Sawah Mandiri mengusung prinsip-prinsip kawasan pertanian pangan berkelanjutan. Dalam hal ini, penting bagi petani dan pemerintah setempat untuk mempertahankan luas sawah yang ada. Penerapan aturan kawasan pertanian pangan berkelanjutan serta giat melaksanakan cetak sawah baik secara mandiri maupun dengan fasilitasi pemerintah adalah salah satu langkah penting yang dilakukan.
Selain itu, pembangunan atau rehabilitasi jaringan irigasi dan pintu air menjadi hal yang penting untuk memastikan pasokan air yang cukup bagi sawah-sawah di Serdang Bedagai. Hal ini juga menjadi fokus dalam program Gerakan Sawah Mandiri.
Selanjutnya, penyediaan serta optimalisasi alat dan mesin pertanian, penggunaan varietas unggul baru dengan potensi hasil tinggi secara meluas, dan peningkatan indeks pertanaman menjadi upaya yang dilakukan untuk meningkatkan produktivitas pertanian.
Pupuk menjadi elemen penting dalam pertanian, dan pemerintah kabupaten Serdang Bedagai memastikan ketersediaan pupuk secara mandiri, baik pupuk kimia, pupuk cair, maupun pupuk organik.
Hama dan penyakit tanaman menjadi ancaman serius bagi produksi pertanian. Oleh karena itu, intensifikasi pemantauan dan pengendalian hama penyakit tanaman menjadi langkah penting yang dilakukan untuk menjaga kesehatan tanaman dan produktivitas pertanian.
Selain itu, kerja sama lintas sektor juga menjadi kunci penting dalam keberhasilan program ini. Pemerintah setempat bekerja sama dengan penyuluh dan petani untuk memberikan pendampingan, inovasi, bimbingan serta pelatihan guna meningkatkan kemampuan petani dalam mengelola usaha taninya.
Dalam melaksanakan Gerakan Sawah Mandiri, Bupati Serdang Bedagai memang mendorong agar produksi padi lokal tetap stabil, bahkan meningkat tiap tahun. Hal ini sejalan dengan keinginan Presiden RI Ir. Joko Widodo, yang pada banyak kesempatan meminta daerah untuk terus menggenjot luas area tanam padi.
“Melalui Gerakan Sawah Mandiri, Pemerintah Kabupaten Serdang Bedagai berharap dapat mencapai tujuan yang diinginkan, yaitu meningkatkan produksi padi lokal secara mandiri, meningkatkan kesejahteraan petani dan pada akhirnya dapat memenuhi ketahanan pangan daerah, tidak hanya tingkat kabupaten, namun juga bisa didistribusikan hingga ke tingkat provinsi,” ucap Bupati Sergai saat melaksanakan kegiatan Panen Perdana di lokasi cetak sawah baru, Desa Paya Mabar Kecamatan Tebing Tinggi, Selasa (31/08/2021).
Saat pertama kali dicanangkan, Gerakan Sawah Mandiri ini memiliki landasan tujuan. Tujuan tersebut yaitu dalam rangka mendukung dan menyukseskan program Nawa Cita dan program prioritas IMEP (Infrastruktur, Maritim, ketahanan Energi dan ketahanan Pangan) sehingga untuk itu perlu dilakukan ekstensifikasi dan intensifikasi lahan pertanian pangan di Kabupaten Serdang Bedagai.
Ekstensifikasi dan intensifikasi lahan pertanian pangan dapat dilakukan oleh masyarakat secara mandiri dengan cara mencetak lahan persawahan baru maupun mengoptimalkan lahan sawah yang selama ini kurang produktif serta tidak mengalihfungsikan lahan persawahan yang sudah ada.
Selain meningkatkan produksi tani, Gerakan Sawah Mandiri ini juga punya tujuan untuk meminimalisir penyusutan lahan pertanian di Serdang Bedagai. Konversi atau alih fungsi lahan pertanian ini rawan disebabkan oleh kebutuhan infrastruktur, tempat tinggal, juga industri. Ini berpotensi menimbulkan gangguan ketahanan pangan di Serdang Bedagai, bahkan bisa pula berdampak lebih luas hingga ke tingkat provinsi. Hal ini bukan tanpa alasan. Serdang Bedagai mampu menempati urutan kedua dari segi produksi dan luas panen 3 tahun berturut-turut berdasarkan data terakhir mulai tahun 2018 hingga 2020.
Meski Gerakan Cetak Sawah ini digulirkan pada tahun 2016, namun implementasinya mengalami pasang surut karena satu dan lain hal. Ini bisa dilihat pada tahun 2016, terdata hanya 1 hektare saja pertambahan lahan cetak sawah di Serdang Bedagai. Tahun berikutnya ada peningkatan yang cukup tinggi yaitu sebanyak 50 hektare. Namun kondisi penurunan terjadi pada tahun 2018 karena terdata hanya 11 hektare saja lahan yang merupakan hasil cetak sawah. Peningkatan luas sawah baru yang dicetak kembali terjadi pada tahun 2019. Sebanyak 75 Ha lahan berhasil dikonversi menjadi sawah baru. Jumlah ini kemudian meningkat sekitar 173% pada tahun 2020 dengan jumlah cetak sawah yang mencapai 231 Ha.
Tahun 2021 bisa dikatakan sebagai periode buruk bagi Gerakan Cetak Sawah. Di tahun itu, terjadi penurunan yang cukup signifikan pada jumlah lahan sawah baru. Tercatat Serdang Bedagai hanya mampu menghasilkan 111 Ha lahan sawah lewat gerakan ini atau turun sekitar 48%. Namun hal tersebut masih bisa dimaklumi karena ada beberapa faktor besar yang menyebabkannya. Yang pertama tentu saja hantaman pandemi Covid-19 yang menjadi bencana kesehatan global. Akibat pandemi, hampir seluruh aktivitas mengalami kelumpuhan dan penurunan besar-besaran, termasuk sentra pertanian di Serdang Bedagai. Selain itu, di akhir tahun 2021 atau pada musim tanam kedua, Kabupaten Serdang Bedagai mesti menghadapi bencana banjir sehingga banyak lahan yang mengalami puso. Hal ini mengakibatkan tanam ulang atau petani harus memundurkan jadwal tanam. Pertambahan lahan cetak sawah pun ikut terimbas.
Namun gerakan cetak sawah ini perlahan-lahan mencoba bangkit lagi di tahun 2022. Dari data terbaru yang dihimpun oleh Dinas Pertanian Kabupaten Serdang Bedagai, program cetak sawah kembali meningkat secara signifikan. Sampai bulan Agustus, jumlah lahan yang telah dicetak jadi persawahan sudah ada di angka 228 Ha. Jumlah ini sudah hampir menyamai rekor tertinggi cetak sawah di tahun 2020. Dalam rentang waktu tahun 2016 sampai tahun 2022, ada total 8 kecamatan yang terlibat dalam Gerakan Sawah Mandiri ini. Kedelapan kecamatan tersebut adalah Tanjung Beringin, Teluk Mengkudu, Perbaungan, Tebing Tinggi, Bandar Khalipah, Pegajahan, Sei Rampah, dan Serbajadi. Teluk Mengkudu menjadi kecamatan dengan areal cetak sawah terluas yaitu 277 Ha, disusul oleh Tanjung Beringin dengan 234 Ha, dan Perbaungan 96 Ha.
Dari segi produktivitas sejak mulai digulirkan, program Cetak Sawah Mandiri mengikuti fluktuasi luas lahan yang dicetak. Namun hasil cetak sawah cenderung mengalami peningkatan. Perhektare, jumlah produksi padi di lahan cetak sawah ada di angkat 4,5-5 ton. Di awal program ini berjalan pada tahun 2016, hasil produksi hanya sebanyak 9,5 ton. Jika dibandingkan dengan data terbaru per Agustus 2022 yang mencapai 2.166 ton, tentu jumlahnya mengalami pertambahan yang sangat signifikan. Memang secara tonase, produksi padi hasil panen gerakan cetak sawah masih ada di angka yang tidak terlalu besar. Apalagi program ini sempat menghadapi tantangan yang cukup besar akibat hantaman pandemi Covid-19.
Namun konsistensi dan keberlanjutan program ini di bawah kepimpinan Darma Wijaya nampak sangat menjanjikan. Dengan evaluasi dan perbaikan yang dilaksanakan dari tahun ke tahun, ditambah dengan persentase peningkatan dalam segi luas lahan dan produksi yang meningkat, maka gerakan cetak sawah akan memiliki dampak yang lebih signifikan lagi kedepannya.
Gerakan sawah mandiri ini semakin diperkuat di bawah kepemimpinan Bupati Darma Wijaya. Buktinya bisa dilihat dari Program Pembangunan Daerah Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2021-2026 yang termakhtub dalam SAPTA DAMBAAN (SABDA). Salah satu dari 7 program pembangunan tersebut adalah Pertanian Mandiri dan Berkelanjutan. Masuknya pertanian dalam program pembangunan tentu punya dasar yang jelas, yaitu pertanian merupakan salah satu sektor prioritas di Kabupaten Serdang Bedagai. Lewat program ini, kedepannya pertanian di kabupaten Serdang Bedagai lebih diarahkan kepada pertanian organik dan pengembangan komoditi hortikultura dengan lebih banyak melibatkan kaum muda tani. Sesuai dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2021-2026, Pemerintah Kabupaten Serdang Bedagai menargetkan 1.000 Ha luas sawah baru pada tahun 2026.
Dalam perjalanannya, program ini kemudian mendapat apresiasi prestisius. Adalah Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Pusat yang kemudian mengganjar Bupati Serdang Bedagai Darma Wijaya dengan Anugerah Kebudayaan PWI. Prestasi tersebut didasarkan pada kemampuan Darma Wijaya mengkolaborasikan kebijakannya di sektor pertanian lewat gerakan cetak sawah mandiri dengan aspek kebudayaan atau kearifan lokal yang ada di Kabupaten Serdang Bedagai. Penghargaan ini diserahkan oleh Ketua PWI Pusat Attal S. Depari di puncak perayaan Hari Pers Nasional, di Medan, yang juga disaksikan secara langsung oleh Presiden RI Ir. Joko Widodo, beberapa waktu yang lalu (9/2/2023).***
No Comments