Sambut Pra Rakernas, Garda Pemuda NasDem Tanam Mangrove di 7 Provinsi

Deli Serdang, Nusantaranews.co.id | Berdasarkan data dari Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) luas hutan mangrove (bakau-Rhizophora) di Indoneia pada kisaran angka 3.364.076 Ha. Dari 3,4 juta Ha luas hutan mangrove Indonesia, 2,5 Juta Ha tergolong dalam kondisi baik dan selebihnya dalam kondisi rusak. Demikian dikatakan oleh Ketua Garda Pemuda NasDem Dewan Pimpinan Wilayah Sumatera Utara (GPND DPW Sumut), Defri Noval Pasaribu, SE disela – sela Aksi Nasional Penanaman Mangrove oleh Garda Pemuda Nasional Demokrat (GPND), di Desa Tanjung Rejo Kecamatan Percut Sei Tuan, Deli Serdang, Senin (13-6-2022).

Dari data tersebut, kondisi hutan bakau Indonesia masih tergolong cukup baik. “Namun laju kerusakan mangrove di Indonesia juga cukup tinggi. Data terbitan WHO, kurun 34 tahun, dunia kehilangan 30% hutan mangrove dan Indonesia, penyumbang kerusakan ekosistem mangrove terbesar secara global” kata Defri Noval.

Dan terparah, jelas Defri, kerusakan mangrove terjadi di wilayah pantai timur Sumatera bagian utara. Banyak faktor berkontribusi pada kerusakan hutan mangrove, diantaranya faktor anthropogenik, yakni penebangan liar, pertambakan, pembakaran, pertambangan (mining), bangunan industri, pelabuhan dan perumahan. Selanjutnya adalah faktor alam, misalnya abrasi, dan perubahan iklim global yang menyebabkan terjadinya penggenangan atau banjir air laut (rob). Pertambakan adalah sebagai kontributor terbesar terhadap rusaknya hutan mangrove.” Jelasnya.

Laju kerusakan yang terbilang sangat cepat ini, menurut Defri tentunya akan mengancam kehidupan manusia dan alam. Bakau, adalah tumbuhan penyerap dan penyimpan karbondioksida (melalui akarnya) yang sangat besar. Bahkan hutan mangrove Indo-Pasifik memiliki kapasitas penyimpanan karbon empat sampai lima kali dari ekosistem hutan daratan, hutan tropika dan lain-lain. “Artinya, bila mangrove kita lestari maka ekosistem pantai akan sangat terjaga. Ketersediaan ikan dan biota laut sangat membutuhkan keberadaan mangrove ini,” katanya.

Menyadari akan kondisi ini dan kelestarian mangrove khususnya, Garda Pemuda NasDem secara nasional melakukan kegiatan penanaman mangrove di 7 provinsi yang memiliki hutan mangrove, salah satunya adalah hutan mangrove di Sumatera Utara.

“Kegiatan Nasional Penananman Mangrove sebagai bakti Garda Pemuda NasDem akan keberadaan hutan mangrove. Kita, Pemuda dan seluruh rakyat Indonesia memiliki tanggung jawab akan kelestarian hutan mangrove, demi keberlangsungan ekosistem laut dan pantai serta kehidupan manusia di masa mendatang.” Himbau Defri Noval.

Selain penaman1000 mangrove sebagai bentuk turut aktif menjaga hutan mangrove, Garda Pemuda NasDem Sumatera Utara rencananya juga akan melakukan dialog konstruktif dan aksi-aksi partisipatif kepada instansi terkait untuk melindungi hutan mangrove di Sumatera Utara.

“Garda Pemuda NasDem akan mendorong terbitnya Kebijakan yang berpihak pada pelestarian hutan dan terbitnya kebijakan yang memberikan perlindungan dan sanksi tegas pada pembangunan yang dapat merugikan keberadaan hutan mangrove di Sumatera Utara,” tambah Defri Noval Pasaribu.

Selanjutnya, ucap pengusaha muda Sumut ini, GPND Sumut akan siap melaksanakan program yang linier dengan DPP GPND dibawah komando kakak Prananda Surya Paloh untuk implementasi UU No. 23 Tahun 2021. Hal ini akan lebih mudah terlaksana bila terjadi kerjasama strategis antara Garda Pemudah dengan KLHK berikut dengan semua balai yang ada dibawahnya.

Turut hadir dalam penanaman mangrove Sekretaris DPW Partai NasDem Sumut, Syarwani SH, Ketua DPD Garda Deli Serdang Kuzu Tarigan, Bendahara, Robby Hartono, Wakil Ketua Affandi, Juliyono, Syapala, Sulafmi, Elviana, Mitha Triana, T. Azmir Syahputra, Arya Rudi, Boy Sandri, M. Ryandi Akbar Bangun, Kelompok Tani Bakti Nyata, Yanto, serta BPDAS Sumut.

(Diq)

Facebook Comments