Dosen Institut Kesehatan Helvetia Gelar Latihan Pijat Oksitosin Atasi Hambatan Pengeluaran ASI Pada Ibu Nifas

LATIHAN: Dosen Institut Kesehatan Helvetia foto bersama peserta Latihan Pijat Oksitosin Atasi Hambatan Pengeluaran ASI Pada Ibu Nifas di Klinik Romauli, di Jalan Marelan Raya Gang Sepakat Lk.VII Kelurahan Rengas Pulau, Kecamatan Medan Marelan, Sumatera Utara.(Foto: Istimewa)
LATIHAN: Dosen Institut Kesehatan Helvetia foto bersama peserta Latihan Pijat Oksitosin Atasi Hambatan Pengeluaran ASI Pada Ibu Nifas di Klinik Romauli, di Jalan Marelan Raya Gang Sepakat Lk.VII Kelurahan Rengas Pulau, Kecamatan Medan Marelan, Sumatera Utara.(Foto: Istimewa)

MEDAN ~Nusantaranews– Dosen Institut Kesehatan Helvetia (IKH) Medan melakukan kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) berupa pelatihan Pijat Oksitosin Atasi Hambatan Pengeluaran ASI Pada Ibu Nifas sebagai strategi untuk mengatasi hambatan pengeluaran ASI pada ibu nifas.

PKM ini digelar di Klinik Romauli, di Jalan Marelan Raya Gang Sepakat Lk.VII  Kelurahan Rengas Pulau, Kecamatan Medan Marelan, Sumatera Utara, Rabu (12/07/2023).

Kegiatan pengabdian masyarakat ini diketuai Mey Elisa Safitri, S.Keb., SKM., M.Kes, (Dosen Prodi S1 Kebidanan Institut Kesehatan Helvetia Medan). Dengan anggota Sri Juliani, S.Keb, SKM, M.Kes, Yulida Effendi Nasution, S.Keb, SKM, M.Kes (Dosen Prodi S1 Kebidanan Institut Kesehatan Helvetia Medan). Ditambah anggota Rini Hartika, dan Aprillia Ananda (Mahasiswa Prodi S1 Kebidanan).

Didampingi, Bd. Hj. Romauli Silalahi, SST., MKM selaku Pimpinan Klinik Romauli Medan Marelan, Mey Elisa Safitri menjelaskan, tujuan PKM ini untuk meningkatkan pengetahuan ibu tentang Pijat Oksitosin. Dalam mengatasi hambatan pengeluaran ASI dam meningkatkan pemberian ASI Ekslusif pada bayi di Klinik Romauli Medan Marelan.

Biasanya pada awal masa nifas, kata Mey Elisa Safitri, ibu sering mengalami kesukaran dalam menyusui. Khususnya para ibu muda yang baru pertama kali melahirkan. Keluhan yang sering dijumpai yaitu ASI tidak lancar keluar dan jumlahnya sedikit. Padahal ASI yang pertama sekali keluar banyak mengandung kolostrum atau zat kekebalan tubuh yang dapat melindungi bayi dari infeksi. Agar masalah menyusui tidak terjadi, diperlukan suatu strategi dalam mengatasi hambatan tersebut. Dengan melakukan pijat oksitosin pada ibu nifas.

“Dengan ibu nifas melakukan pijat oksitosin setiap hari selama 15 menit. Maka hambatan atau masalah dalam menyusui tidak akan terjadi dan bayi mendapatkan ASI secara adekuat. Sehingga gizi bayi terpenuhi. Terpenuhinya gizi bayi hingga 1.000 hari kehidupannya dapat meningkatkan kecerdasan dan menghindari kejadian stunting pada anak dikemudian hari,” ujar Mey Elisa Safitri.

Mey Elisa Safitri mengatakan, pemberian ASI pada bayi baru lahir hingga 1.000 hari kehidupan sangatlah penting untuk perkembangan otak (kecerdasan) serta tumbuh kembang bayi. Masalah yang sering dijumpai masih terdapat ibu nifas yang mengalami masalah dalam pemberian ASI yang disebabkan produksi dan pengeluaran ASI tidak lancar. Upaya untuk meningkatkan produksi dan pengeluaran ASI salah satunya dengan melakukan pijat oksitosin sejak akhir kehamilan hingga masa nifas.

Pijat oksitosin dilakukan setiap hari selama 15 menit pada areal punggung ibu dengan tujuan merangsang hormone oksitosin meningkat. Hormon oksitosin diperlukan untuk menimbulkan kontraksi uterus dalam mencegah terjadinya perdarahan pada ibu setelah bersalin dan merangsang pengeluaran ASI pada ibu menyusui. Ibu nifas yang mendapatkan pijat oksitosin akan semakin sehat dan pengeluaran ASI nya menjadi lancar serta terhindar dari post partum blues.

Diharapkan dengan penyuluhan dan pelatihan pijat oksitosin pada ibu hamil dan menyusui, akan dapat meningkatkan pengetahuan ibu tentang tehnik pijat oksitosin serta manfaatnya sehingga nantinya ibu akan melakukan pijat oksitosin ini di rumah agar pengeluaran ASI ibu lancar dan ibu dapat menyusui bayinya tampa hambatan serta tidak ada lagi bayi yang diberikan susu formula, ujar Mey Elisa Safitri.

Para peserta kegiatan, mengatakan tidak mengetahui tentang pijat oksitosin dan belum pernah melakukannya. Sebagian ibu juga mengatakan pada masa menyusui yang lalu ASI tidak lancar keluar. Sehingga keluarga berinisiatif memberikan susu formula sejak bayi lahir dikarenakan takut bayi kelaparan. Padahal tindakan tersebut tidak dibenarkan karena bertolak belakang dengan kebijakan Pemerintah dalam pemberian ASI Ekslusif.

Oleh karena itu, kurangnya pengetahuan dan kesiapan ibu dalam menyusui dan pemberian ASI menyebabkan penyuluhan dan pelatihan pijat oksitosin sangat dibutuhkan oleh ibu hamil dan nifas yang ada di Klinik Romauli Medan Marelan untuk mengatasi hambatan atau masalah dalam menyusui.

Para peserta sangat semangat menghadiri kegiatan PKM ini. Peserta kegiatan Ayu dan Rini mengatakan, melalui kegiatan penyuluhan dan pelatihan yang diberikan di Klinik Romauli ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan ibu mengenai pijat oksitosin. Ibu menjadi tahu strategi mencegah dan mengatasi hambatan dalam menyusui. Peserta merasa senang dengan adanya kegiatan ini. Mereka mengatakan akan rutin melakukan pijat oksitosin pada dirinya saat masa nifas nanti agar pengeluaran ASI menjadi lancar.

Peserta berharap kegiatan PKM ini berlanjut terus di Klinik Romauli secara berkala dengan topik yang berbeda – beda sesuai dengan kebutuhan. Karena dengan PKM ini pengetahuan peserta semakin bertambah tentang Pijat oksitosin serta permasalahan dalam pengeluaran ASI dapat di cegah dan diatasi sehingga bayi tidak kekurangan mendapatkan ASI.(Agus)

Facebook Comments