Dosen Institut Kesehatan Helvetia Medan Edukasi Terapi Bubur Tempe untuk Mengatasi Diare pada Balita

EDUKASI: Dosen Institut Kesehatan Helvetia (IKH) Medan melakukan kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) berupa edukasi terapi bubur tempe untuk mengatasi diare pada balita di Lingkungan VII, Desa Helvetia Medan.(Foto: Istimewa)
EDUKASI: Dosen Institut Kesehatan Helvetia (IKH) Medan melakukan kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) berupa edukasi terapi bubur tempe untuk mengatasi diare pada balita di Lingkungan VII, Desa Helvetia Medan.(Foto: Istimewa)

MEDAN~Nusantaranews– Dosen Institut Kesehatan Helvetia (IKH) Medan melakukan kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) berupa edukasi pemberian bubur tempe untuk mengatasi diare pada balita di Lingkungan VII Desa Helvetia, Medan, Sumatea Utara pada hari Selasa tangal 12 Desember 2023.

Kegiatan pengabdian masyarakat ini diketuai Bd. Yuka Oktafirnanda, S.Keb., MKM (Dosen Prodi  S1 Kebidanan dan Profesi Bidan Institut Kesehatan Helvetia Medan) dengan anggota  Bd. Winda Agustina, STr. Keb., MKM (Dosen Prodi  S1 Kebidanan dan Profesi Bidan Institut Kesehatan Helvetia Medan), Bd. Elya Rosa Br.Sembiring, S.Keb., MKM (Dosen Prodi  S1 Kebidanan dan Profesi Bidan Institut Kesehatan Helvetia Medan). Bersama Anggota mahasiswa yaitu Desraya Fau  (Mahasiswa Prodi S1 Kebidanan) dan Asri Hariandatullah (Mahasiswa Prodi S1 Kebidanan). Dibantu oleh kader lingkungan VII Desa Helvetia Medan.

Bd. Yuka Oktafirnanda, S.Keb., MKM menjelaskan kepada Ibu Balita, cara pembuatan bubur tempe, cara pemberian bubur tempe dan jumlah pemberian perharinya. Tempe adalah makanan khas Indonesia yang sangat mudah didapat di pasar ataupun warung-warung disekitar rumah, sehingga ibu tidak perlu khawatir lagi jika anak tiba-tiba diare. Dengan adanya PKM ini ibu mendapat pengetahuan baru tentang cara menangani diare yang bahannya sangat mudah didapat dimanapun ibu berada.

Dengan kegiatan ini, ujar Yuka, ibu balita ditargetkan dapat memahami cara pembuatan bubur tempe serta cara pemberian bubur tempe. “Melalui penjelasan dan praktik singkat oleh narasumber. Bagi Ibu yang punya anak balita bisa dipraktekkan langsung dan bisa juga dibuat sebagai menu baru PMT (pendamping makanan tambahan) anak,” tambah Yuka Oktafirnanda.

Yuka mengharapkan, kegiatan ini bermanfaat menambah pengetahuan ibu, khususnya dalam menangani diare pada balita di rumah. Sebagai tindakan awal yang aman dan efisien tanpa obat-obatan kimia dan memanfaatkan bahan yang ada di rumah.

Peserta yang hadir sangat semangat dan antusias dalam kegiatan ini setelah selesai posyandu. Salah seorang peserta mengatakan, pengetahuan mereka bertambah bahwa sebelumnya tidak tahu jika tempe dapat mengobati diare pada balita, yaitu dengan merebus beras 2 sendok makan dengan air kaldu sampe mendidih.

EDUKASI: Dosen Institut Kesehatan Helvetia (IKH) Medan foto bersama perwakilan peserta saat melakukan kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM).(Foto: Istimewa)
EDUKASI: Dosen Institut Kesehatan Helvetia (IKH) Medan foto bersama perwakilan peserta saat melakukan kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM).(Foto: Istimewa)

Kemudian masukkan tempe (50 gr) yang dipotong dadu, masak sampe matang tambah garam secukpnya. Setelah matang masukkan kedalam blender, haluskan dan berikan kepada anak maksimal 75 gr/hari. “Apabila dalam dua hari frekuensi diare tidak berkurang, maka wjib dibawa ke fasilitas pelayanan kesehatan,” tambahnya.

Facebook Comments