Anggota Gapoktan “Saroha” Desa Basilam Baru Diduga Dipersulit Pinjam Uang Koperasi

Anggota Gapoktan “Saroha” Desa Basilam Baru Diduga Dipersulit Pinjam Uang Koperasi
ANGKOLA~Nusantaranews~Sejumlah anggota gabungan kelompok tani (Gapoktan) “Saroha” yang berada di Desa Basilam Baru, Kecamatan Angkola Muara Tais, Kabupaten Tapanuli Selatan (Tapsel), mengeluh. Keluhan para anggota, yang juga petani, warga Desa Basilam Baru itu, karena mereka diduga dipersulit oleh Ketua Gapoktan “Saroha” untuk meminjam dana koperasi.
Gapoktan itu sendiri, tergabung dari Kelompok Tani Wanita (KWT) “Lestari”, KWT “Barokah, Kelompok Tani “Damero”, dan Kelompok Tani “Sejahtera”. Gapoktan “Saroha” diketua, AS. Sedangkan Sekretaris (Alm) M Syarif dan Bendahara, Anwar Sanusi.
“Jadi, setahu kami, di 2013 lalu, Gapoktan “Saroha” tempat kami bernaung, mendapat kucuran dana lebih kurang sebesar Rp100 juta dari pemerintah, untuk kepentingan petani. Dana itu, seharusnya bisa dipinjam petani, melalui koperasi,” ujar salah satu wanita anggota Gapoktan “Saroha” yang enggan namanya dipublikasi kepada Nusantara News, Senin (8/2/2021) pagi.
Melalui dana itu, lanjut dia, memang para anggota pernah meminjam dana ke Gapoktan dan sistem pembayarannya juga berjalan lancar. Munculnya masalah, berawal saat Bendahara Gapoktan, mengundurkan diri. Kuat dugaan, pengunduran diri Bendahara itu, ditengarai karena selisih paham dengan Ketua Gapoktan.
“Kami gak tau apa masalah perselisihan itu. Terus di 2020 kemaren, Sekretaris Gapoktan, Bapak (Alm) M Syarif, juga meninggal dunia,” imbuhnya.
Wanita itu juga menyebut, hingga saat ini, diduga terjadi kekosongan kepengurusan yakni, Sekretaris dan Bendahara Gapoktan “Saroha”. Sebagian anggota, sebut wanita itu, juga tak bisa sama sekali meminjam dana koperasi sejak 2020 lalu. Padahal, katanya, ditengah pandemi Covid-19 ini, para petani sangat membutuhkan uang untuk modal.
“Kalau dulu, kami masih bisa pinjam uang ke Gapoktan. Nilai pinjaman variatif, bisa Rp500 ribu, Rp1 juta, dan maksimal Rp2 juta,” terang wanita itu.
Akibatnya, para anggota merasa bingung, kemana uang Rp100 juta yang dikucurkan pemerintah ke Gapoktan “Saroha” itu. Lalu, anggota juga mempertanyakan, kemana keuntungan dari simpan pinjam yang selama ini telah berjalan. Sebab, para petani yang tergabung dalam Gapoktan “Saroha” juga perlu tahu kemana keuntungannya.
Sementara itu, Ketua Gapoktan “Saroha”, AS, saat dikonfirmasi Nusantara News melalui telepon selulernya, tidak diangkat. Ketika dicoba di sms, juga belum dibalas. Saat dihubungi via WhatsApp, hingga berita ini dikirim ke redaksi, hanya centang satu atau belum terkirim.(za)
Facebook Comments