Workshop Narasi Deli Heritage Society Bupati Sergai Ir.H. Soekirman ” Kebun Sawit Jadi Objek Wisata”

Bupati Sergai Ir. H. Soekirman memberikan buku Onderneming Van Sergai dan Buku Surat Dari Medan kepada Panitia Sri Hartini pada Workshop Narasi Deli Heritage Society aula Pusat Pelatihan Kelapa Sawit Kota Medan, Minggu (23/2).
Nusantaranews.co.id~Sergai~Deli Heritage Society sebuah jaringan para pakar, praktisi dan peminat warisan budaya terkait dengan konteks perkebunan masyarakat tanah dan dampaknya kepada sejarah dan budaya. Bupati Sergai Ir. H. Soekirman yang baru saja mendapat anugrah kebudayaan dari PWI Pusat diundang pada Worshop di Musperin I Medan Minggu (23/02/2020)
Workshop Deli Heritage Society menurut Soekirman sangat penting. Dari Heritage ada kata budaya dan budaya itu adalah tanah dimana politik sosial, ekonomi bertumbuh. Jika budaya akan tercemar maka semua yang tumbuh diatasnya akan tercemar. Pendekatan budaya kata Soekirman selalu mencari persamaan jika pendekatan politik selalu mencari perbedaan, dengan budaya, partai yang berbeda pasti kita mencari persamaan.
Sumatera Utara lanjut Soekirman pastilah Tanah Deli. Serdang Bedagai (Sergai) memiliki luas 1980 ribu Ha dan 100 ribu Ha adalah perkebunan yang terdiri 35 kebun ada PTPN II, III, IV dan perkebunan swasta lainnya. Kesempatan yang mahal ini adalah pertemuan yang dapat meracik, meramu dan apa yang dapat dilakukan untuk Sumatera Utara khususnya perkebunan.
Sergai dijelaskan Soekirman, ada beragam suku salah satunya adalah suku Jawa yang dulu dikenal dengan putra Jawa kelahiran Sumatera atau puja Kesuma sebelumnya dikenal jadel atau Jawa Deli bahkan juga disebut dengan jakon yaitu Jawa Kontrak, jika dinarasikan sejarah hadirnya suku Jawa di Sumatera memiliki tahap, ada yang datang di tahun 1800-an sebelum adanya transmigrasi, hal ini merupakan sejarah yang sangat pantas untuk dinarasikan.
jika sejarah-sejarah yang ada di perkebunan kelapa sawit ditulis dan dijadikan tempat atau objek wisata maka perkebunan kelapa sawit akan terkatrol dan di samping itu juga akan menarik minat wisatawan berkunjung ke tempat-tempat bersejarah. Seperti kata lain orang-orang atau saudara-saudara dari para petinggi perkebunan yang telah meninggal dunia akan datang mengunjungi tempat-tempat bersejarah  atau makam para keluarga semasa tinggal dan bertugas di Indonesia.
Pemkab Sergai lanjut Soekirman, masih melakukan terobosan yang dinamakan atau disebut dengan Kampung budaya, ada Kampung Budaya Jawa,  Kampung Budaya  Melayu,  Kampung Budaya Bali, Kampung Budaya Batak dan ada  juga Kampung Budaya Banjar yang semuanya itu memiliki  kaitan  dengan perkebunan karena orang-orang itu jika ditanya, kebanyakan mereka bercerita bahwa kakek atau orangtua mereka dulunya pernah bekerja di perkebunan di sekitar Sergai.
Selain itu, pada siaran radio Sergai FM dengan frekuensi 92,5 juga melakukan inovasi literasi dengan memberikan siaran-siaran bahasa daerah. Sejarah perkebunan di Sergai dituliskan atau kami ungkapkan ke dalam sebuah buku yang berjudul onderneming Van Sergai, meskipun sejarah yang tengah kami kejar adalah sejarah mistis atau  sejarah mistis perkebunan. onderneming Van Sergai ditulis karena melihat betapa berminatnya Masyarakat khususnya Sergai membaca hal-hal mistis atau hal-hal sejarah masa lalu dari orang-orang terdahulu mereka
Dengan menuliskan beberapa hal tentang mistis yang ada di perkebunan perkebunan di Sergai memiliki tujuan atau bertujuan menarik wisatawan lokal maupun internasional untuk datang ke Sergai  yang yang berdampak langsung kepada masyarakat seperti warung-warung kopi tempat tempat makan menjadi ramai dan ekonomi berputar lebih baik lagi
Sumbangan perkebunan di Sumatera Utara khususnya di Indonesia terlihat sangat jelas salah satunya sumbangan-sumbangan atlet-atlet nasional, kebanyakan itu berasal dari anak-anak perkebunan seperti atlet sepak bola kebanyakan atlet sepak bola yang ada di Sumatera Utara merupakan anak-anak yang berasal dari orang tua yang bekerja di perkebunan, atlet tinju, tak lupa juga balap atau reli yang diselenggarakan di perkebunan di Sumatera Utara itu semua merupakan sumbangan dari perkebunan yang sangat pantas atau sangat cocok untuk dinarasikan, betapa sumbangan ini sangat luar biasa.
Saya merasa sangat lah sayang jika para wisatawan datang ke Sumatera Utara hanya ingin melihat danau Toba. jika ingin melihat danau datang ke Danau Toba Dan jika ingin merasakan dinginnya udara datanglah ke Berastagi namun jika ingin melihat dan merasakan budaya datanglah ke perkebunan-perkebunan yang ada di provinsi Sumatera Utara karena disana sangat banyak berlian atau intan tentang budaya budaya di masa lalu, Papar Soekirman.
Dalam kesempatan tersebut hadir juga, Plt. Wali Kota Medan, Kepala Dinas Kominfo Sergai, Kepala Dinas Parbudpora Sergai, Kepala Dinas Pertanian Sergai,  Direksi PTPN 2  Irwan,  Direksi PTPN 3 Ahmad Gusman bapak direksi PTPN 4  Andi, general manager PT.  Socfindo, kepala balai Aceh dewiyanti, direktur Pusat Penelitian Kelapa Sawit.
Panitia Sri Hartini Menyampaikan bahwa kegiatan ini digagas oleh bapak Dr Ir Muhammad Abdul Gani M.Si yang kemudian dilanjutkan dengan pertemuan para pakar budayawan pemerhati sejarah, praktisi dan peminat kebudayaan.(Wan)
Facebook Comments