Dosen Institut Kesehatan Helvetia Edukasi Masyarakat Pilih Pendidikan, Bukan Pernikahan Dini

PENGABDIAN: Dosen Institut Kesehatan Helvetia menggelar pengabdian kepada masyarakat berupa penyuluhan di Desa Rugemuk Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang“Pilihlah Pendidikan bukan Pernikahan Dini” (Foto: Istimewa)
PENGABDIAN: Dosen Institut Kesehatan Helvetia menggelar pengabdian kepada masyarakat berupa penyuluhan di Desa Rugemuk Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang“Pilihlah Pendidikan bukan Pernikahan Dini” (Foto: Istimewa)

DELI SERDANG ~Nusantaranews– Dosen Institut Kesehatan Helvetia (IKH) Medan melakukan kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) berupa penyuluhan kesehatan dengan tema “Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pernikahan dini dan dampaknya pada kesejahteraan keluarga di Desa Rugemuk, Kecamatan Pantai Labu, Kabupaten Deli Serdang, Sumut, pada Senin (27/02/2023).

Kegiatan pengabdian masyarakat ini dilakukan oleh Nuriah Arma, SST, M. Keb selaku ketua, dan Sri Juliani, SKM, S.Keb., M.Kes, Bd. Nurrahmaton, SST, M.Kesdan Bd. Fina Kusuma Wardani, SST., M.Kes selaku anggota serta beberapa orang mahasiswa dari Fakultas farmasi dan kesehatan.

Nuriah Arma menjelaskan, pernikahan dini masih menjadi masalah serius di Indonesia. Terutama di kalangan masyarakat yang kurang berpendidikan. Padahal, menunda pernikahan dan memilih untuk mengejar pendidikan dapat memberikan dampak yang sangat positif bagi kualitas hidup dan masa depan yang lebih baik.

“Menurut data dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, pada tahun 2020, angka pernikahan dini di Indonesia mencapai 1,3 juta kasus, atau sekitar 17% dari total pernikahan yang terjadi. Angka ini sangat mengkhawatirkan, karena pernikahan dini dapat menyebabkan berbagai masalah, seperti kehamilan yang tidak diinginkan, peningkatan angka perceraian, dan kesulitan dalam menyelesaikan pendidikan,” ujar Nuriah Arma.

Oleh karena itu, kata Nuriah Arma, sebagai masyarakat yang cerdas dan peduli, kita harus berupaya untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya pendidikan dan menentang pernikahan dini. Dengan menunda pernikahan dan memilih untuk mengejar pendidikan, kita dapat membuka peluang untuk mencapai kesuksesan dalam karir, membangun kehidupan yang stabil, dan memperoleh penghasilan yang lebih baik.

“Tentu saja, mengejar pendidikan bukanlah hal yang mudah. Banyak orang yang menghadapi tantangan finansial dan sosial yang sulit diatasi. Namun, dengan tekad dan semangat yang kuat, kita dapat melewati hambatan tersebut dan meraih sukses,” papar Nuriah Arma.

Untuk itu, Nuriah Arma mengajak, untuk bersama-sama memilih pendidikan, bukan pernikahan dini. “Mari berjuang untuk masa depan yang lebih baik, baik bagi diri kita sendiri maupun bagi masyarakat di sekitar kita. Dengan upaya bersama, kita dapat mengubah Indonesia menjadi negara yang lebih maju dan sejahtera ,” tambahnya.

Maka dirasa perlu untuk melakukaan edukasi untuk meningkatkan kesadaran orang tua terahdap pengasuhan anak melalui Kegiatan Edukasi yang dilakukan merupakan salah satu bentuk dari Tri Dharma Perguruan tinggi Dosen yang bemanfaat untuk meningkatkan kesadaran masyarakat serta dapat menambah pengetahuan bagi masyarakat untuk meningkatkan pengetahuan Ibu yang memiliki Remaja dengan memberikan penyuluhan tentang dampak dan solusi mencegah pernikahan dini.

Peserta yang hadir merupakan ibu-ibu yang memiliki anak remaja yang berjumlah 30 orang. Kegiatan dilaksanakan sejak pukul 08.30 WIB sampai dengan 12.00 WIB. Kegiatan dilakukan dengan memberikan penyuluhan berupa Edukasi Bagaimana meningkatkan peran orang tua dalam pengasuhan anak sehingga akan menghasil anak yang cerdas, sehat dan berkualitas dalam kehidupannya.

Para ibu yang memiliki remaja yang mengikuti kegiatan ini sangat berantusias  dalam mendengarkan dan memperhatikan penjelasan yang disampaikan terlihat dari banyaknya pertanyaan dan respon yang baik selama kegiatan berlangsung. Contoh Pertanyaan yang diberikan seperti: apa pertolongan pertama yang harus dilakukan ibu apabila mendapati anaknya melawan dan tidak mau mendengarkan nasehat orang tua.

Pemberian pendidikan kesehatan yang dilakukan ini diharapkan dapat memberikan dampak yang baik kedepannya bagi kesehatan reproduksi remaja khususnya meningkatkankan peran ibu dan ayah dalam pengasuhan anak sehingga mereka mengetahui pentingnya menyediakan waktu untuk dan anak dan anggota keluarga lainnya agar menghindari pernikahan dini ataupun kehamilan diluar nikah.

Kegiatan ini mendapatkan sambutan baik  Kepala Desa Rugemuk Muliadi dan masyarakat setempat. Muliadi menyampaikan ucapan terima kasih kepada seluruh dosen Institut Kesehatan Helvetia yang telah bersedia datang untuk memberikan edukasi kepada masyarakat.

Nuriah Arma mengucapkan terima kasih atas kerjasama Muliadi dan partisipasi dari seluruh peserta sehingga kegiatan ini dapat berjalan dengan lancar dan tentunya tetap mematuhi protokol kesehatan. Mudah mudahan kedepannya kegiatan ini dapat dilakukan secara rutin.(Rilis)

Facebook Comments